Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anugerah Adhikarya Rupa 2014 untuk Pelaku Seni

image-gnews
Tisna Sanjaya. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Tisna Sanjaya. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan Anugerah Adhikarya Rupa 2014 kepada sejumlah pelaku seni rupa Indonesia yang dianggap berjasa memajukan dan mengembangkan dunia seni di Indonesia.

Penghargaan diberikan kepada 15 penerima,  dalam empat kategori yaitu Personal (Seniman/Pengamat), Grup/Kolektif, Intitusi Seni serta kategori Event.

Penghargaan diberikan berdasarkan penilaian tim yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya.

Tim ini diantaranya, ketua tim penilai, I Gede Ardhika (pecinta seni dan mantan menteri pariwisata), Agus Dermawan T (kritikus seni rupa), Aminudin TH Siregar (kurator dan pendidik seni), Farah Wardani (konsultan galeri, direktur Indonesia Visual Art Archive) dan Watie Murani, direktur pengembangan seni rupa Kemenparekraf.

"Ajang ini merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam menumbuhkan apresiasi terhadap pelaku seni rupa Indonesia sebagai salah satu sub sektor ekonomi kreatif," ujar

Menurut Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat memberi penghargaan,a jang ini merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam menumbuhkan apresiasi terhadap pelaku seni rupa Indonesia sebagai salah satu sub sektor ekonomi kreatif.

"Indonesia saat ini telah menjadi salah satu magnet seni rupa Asia. Karena bagi bangsa Indonesia, seni rupa sudah berkembang sejak jaman pra-sejarah. Terbukti dari ditemukannya artefak di berbagai daerah Indonesia," kata Mari, Senin 13 Oktober 2014, di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta.

Ia mengatakan, masih banyak seniman, khususnya di bidang seni rupa yang tidak dikenal masyarakat, padahal telah memiliki karya-karya yang diapresiasi dunia internasional.

Maka, anugerah ini selain diselenggarakan untuk mengapresiasi pelaku seni rupa juga  menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap dunia seni rupa Indonesia.

"Karena minat dan apresiasi masyarakat Indonesia sendiri (terhadap seni rupa) masih kurang," ujarnya.

I Gde Ardika mengatakan,pemilihan bukan semata-mata dilihat dari karya melainkan  kepada konsistensi dan usaha mereka untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia dan sektor industri kreatif di Indonesia.(Baca : Seni Lukis Indonesia Masih Kuat di Asia Tenggara )

15 penerima Anugerah Adhikarya Rupa adalah :

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1.FX. Harsono,seniman lukis, grafis, patung, fotografi, olah digital dan berbagai jenis artwork.

2.F. Widayanto,seniman keramik dan gambar

3.Heri Dono, seniman berbagai medium

4. Tisna Sanjaya, seniman grafis, lukis, patung, instalasi, aktor, penyair dan sutradara

5.Carla Bianpoen, pengamat, penulis seni dan kritikus 

6.Bambang Bujono untuk kategori personal (wartawan,kritikus, pengamat).

Untuk kategori grup/kolektif penghargaan diberikan kepada Ruang Rupa dan Kelompok Jendela.

Untuk kategori Institusi Seni diberikan kepada Agung Rai Museum of Art, Bentara Budaya, Rumah Seni Cemeti, Selasar Sunaryo

Sedangkan kategori event diberikan kepada ArtJog, Pasar Seni ITB dan juga Inacraft.  



EVIETA FADJAR

Berita Terpopuler
Di Media Sosial, Anak Dhani Pamer Perut Six Pack
Chris Martin Temui Orang Tua Jennifer Lawrence 
Mendiang Otong Lenon di Mata Seniman Riau 
Otong Lenon Harumkan Nama Riau

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

26 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Karya gambar berjudul
Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.


Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar


Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Pemain teater Syahid berperan dalam teater bertajuk
Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI