TEMPO.CO, Jakarta - Tourism Indonesia Mart & Expo (TIME) atau Pasar Wisata Indonesia 2014 yang diselenggarakan oleh Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI) akan digelar pada 23 – 26 Oktober 2014 di Hermes Palace Hotel.
Ini penyelenggaraan ke-20 kali dan Banda Aceh menjadi tuan rumah, setelah digelar di Padang, Sumatera Barat pada 2013.
Menurut Dirjen Pemasaran Pariwisata, Esthy Reko Alum, TIME satu-satunya ajang pertemuan business to business antara industri pariwisata Indonesia dan mancanegara.
Pada even tersebut, pelaku pariwisata Indonesia menjadi seller yang mempromosikan produk dan jasa wisata di Indonesia kepada industri pariwisata mancanegara sebagai buyer. "Pemrov Banda Aceh sebagai tuan rumah harus memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya” katanya pada jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Rabu, 15 Oktober 2014.
Chairperson TIME 2014, Meity Robot, menjelaskan bahwa TIME merupakan ajang bagi para pelaku usaha wisata dan industri pendukungnya di Indonesia (seller) untuk mempromosikan berbagai produk dan jasa wisata dalam negeri kepada pebisnis wisata dari mancanegara (buyer). Selain itu, dengan diadakannya TIME secara berkala para buyer mancanegara tersebut juga dapat melihat potensi pasar dan mempromosikan produk wisata yang baru di pasarnya masing-masing.
“Kita selalu mendorong pelaku usaha wisata beserta industri pendukungnya di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi pada kesempatan penyelengaraan TIME," kata dia.
TIME 2014 akan menampilkan seluruh daerah tujuan wisata Indonesia, termasuk daerah tujuan wisata populer, obyek wisata, dan pengembangan produk baru, sehingga," Kami harapkan melalui event ini seluruh daerah di Indonesia mampu mengoptimalkan potensi pariwisata masing-masing,” lanjut Meity.
“Sampai saat ini, tercatat 66 buyer akan hadir pada TIME 2014 di Banda Aceh. Mereka berasal dari Amerika Serikat, Afrika Selatan, Australia, Bahrain, Bangladesh, Belanda, Bulgaria, Canada, Cekoslowakia, Filipina, India, Indonesia, Inggris, Itali, Jerman, Malaysia, Polandia, dan Singapura,"kata Meity.
Sementara itu, seller yang sudah confirmed tercatat 60 seller menempati 36 booth. Seller tersebut berasal dari berbagai propinsi di Indonesia, diantaranya Bali, Banten, Bangka Belitung, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Lampung, Aceh, Nusa Tenggara Barat (NTB), Papua, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Sulawesi Tenggara,” ungkap Meity Robot.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banda Aceh sekaligus Ketua Panitia Daerah TIME 2014, Reza Fahlevi, yang hadir pada jumpa pers menyambut gembira Banda Aceh sebagai tuan rumah TIME 2014 untuk pertama kalinya.
“Tujuan diselenggarakannya TIME di Banda Aceh adalah untuk mempromosikan pariwisata dan budaya Aceh kepada dunia internasional dan memposisikan Aceh sebagai salah satu destinasi wisata dunia, sekaligus memberikan kesempatan masyarakat Aceh untuk terlibat dalam rangka membangun pariwisata di provinsi Banda Aceh," katanya.
Dipilihnya Banda Aceh sebagai tuan rumah Tourism Indonesia Mart & Expo (TIME) didasari fakta karena kekayaan dan potensi Aceh dari sisi flora, fauna, sumber daya alam, dan budaya masyarakatnya.
Sesuai Perpres Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan salah satu wilayahnya yaitu Weh ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.
Esthy Reko Astuti menyatakan bahwa dari sisi pariwisata, Aceh sangat potensial untuk dikembangkan, tidak hanya karena aksesnya yang dekat dengan Medan namun juga Aceh memiliki kekayaan flora dan fauna, budaya, dan kulinernya yang kaya. "Kami berharap Aceh setelah menjadi tuan rumah TIME untuk pertama kalinya dapat menjadi destinasi wisata unggulan, sekaligus mengundang kedatangan investor untuk mengembangkan perhotelan dan produk pariwisata lainnya."
Menurut Esthy, TIME telah tercatat dalam kalendar internasional travel mart bersama denganITB Berlin, WTM London, Arabian Travel Mart (ATM), PATA Travel Mart, ITB Asia, dan lain-lain.(Baca : Ekspor Kopi Aceh Naik Dua Kali Lipat )
Umumnya pemerintah propinsi seusai menjadi tuan rumah TIME mendapat lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara dan masuknya investor ke daerahnya. TIME 2014 membantu mempercepat pembangunan infrastruktur serta fasilitas pariwisata, mengingat industri yang terkait dengan pariwisata seperti airlines, hotel, restoran, transportasi dan jasa terkaitnya (seller) menawarkan produknya langsung ke pembeli (buyer) sehingga transaksi dari pertemuan bisnis tersebut akan menggairahkan sektor lainnya. "Pada 2013, ada 42 ribu wisatawan mancanegara yang datang ke Aceh," kata Reza.(Baca : Sabang Jadi Daerah Tujuan Wisata Nasional )
Tahun 2013, TIME di Padang dihadiri oleh 83 buyer dari 27 negara dengan lima buyer terbesar dari Malaysia, Indonesia, Polandia, Belanda, India, dan Singapura, yang bertemu dengan 81 seller menempati 70 booth. Prosentase seller berdasarkan industrinya, Hotel, Resort & Spa (75%), Badan Promosi Pariwisata (10%), Tour Operator/Travel Agent (7%), Adventure/Activity Holiday (3%), Airline (1,5%), Lain-lain (Hotel Management, dll.) (8,5%).
Mengapa ada pengurangan buyer dan seller, diakui Reza karena terkendala tiket yang tidak langsung dan di luar anggaran panitia. "Karena ini sifatnya B to B maka kami memilih tidak terlalu banyak buyer. Kami membatasi yang diundang." katanya.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Mengintip Kampung Pisang
Berburu Destinasi Unik di Mancanegara
Berbisnis Wisata Sepeda ala Wayan Sujana
Sensasi Gowes Menyusuri Pedesaan di Bali
Temuan Baru Arkeolog di Bukit Siguntang, Palembang