TEMPO.CO , Jakarta: Rumah budaya Rumata’ kembali menghadirkan ruang-ruang interaksi antara pembuat dan peminat film dalam acara Makassar Southeast Asian Screen Academy (Makassar SEAscreen Academy) pada 22-26 Oktober mendatang.
Penggagas Makassar SEAscreen Academy, Riri Riza, mengatakan program pelatihan perfilman kali ini akan berfokus pada pengembangan budaya film, distribusi film, serta pelatihan teknis pembuatan film yang berfokus pada seni tata fotografi seluloid dan digital. Juga soal bekerja dengan benar di balik kontrasnya sinematografi, serta bagaimana bekerja dalam laboratorium pengembangan cerita dan produksi film.
Selama kelas berlangsung, peserta akan berinteraksi dengan pembuat film Asia Tenggara. Di antaranya Teng Mangansaka dari Filipina, Yuni Hadi dan Sanif Olek dari Singapura, serta Edwin dan Gunnar Nimpuno dari Indonesia.
Program beasiswa bagi pembuat film pemula Indonesia bagian timur ketiga ini diikuti oleh 12 orang. “Makin turun, kami makin selektif dan subyektif,” kata Riri, di Makassar, Selasa lalu. Pesertanya dari Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan daerah-daerah di Sulawesi selain Makassar, yakni Luwu, Bulukumba, dan Maros. Tahun lalu ada 15 peserta, dan SEAscreen Academy sebelumnya 17 peserta.