TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama yakin negaranya tidak perlu khawatir tentang wabah ebola. Optimisme itu dibuktikan Obama saat berkunjung ke Emory University Hospital di Atlanta, tempat tiga pasien terinfeksi berhasil disembuhkan, dengan memeluk serta mencium suster yang pernah merawat pasien ebola. (Baca: Laporkan Kasus Ebola Kedua, Obama Telepon PBB)
"Kunci untuk melawan penyakit ini adalah memastikan bahwa protokol yang sudah ada, seperti strategi pemerintah dalam mengidentifikasi, mengisolasi, dan memantau orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien, sudah dilakukan dengan baik. Saya yakin cara ini berhasil, sebab sudah kita lakukan selama beberapa dekade," ujar Obama dalam pertemuan dengan Sekretaris Kabinet di Gedung Putih, seperti dilaporkan The Huffington Post, Rabu, 15 Oktober 2014.
Baca Juga:
Obama menuturkan protokol keamanan sudah berada di tingkat tinggi setelah Thomas Duncan menjadi pasien ebola pertama di AS. Namun Obama mengaku tidak takut untuk berjabat tangan, memeluk, mencium, dan mengobrol dengan para perawat.
"Saat merawat pasien, mereka mengikuti protokol dengan baik. Jika kita terus melakukan protokol ini dengan benar, kemungkinan penyebaran ebola di negara ini sangat rendah," kata Obama. (Baca: Waspada Ebola, AS Perketat Keamanan Bandara)
Sementara itu, Perawat Nasional Amerika menyatakan protokol keamanan belum terlaksana dengan baik di Texas Health Presbyterian Hospital, tempat Duncan di rawat. Akibatnya, dua perawat dilaporkan terinfeksi ebola karena diyakini tidak menggunakan alat pelindung yang tepat saat merawat Duncan.
RINDU P. HESTYA | THE HUFFINGTON POST
Berita Lain:
Jokowi Jadi Cover Majalah Time
Rehana, Pembasmi ISIS, Dikabarkan Tewas
Ratusan Pejuang ISIS di Kobane Tewas Dibom AS