TEMPO.CO, Manila - Kelompok pemberontak Filipina Abu Sayyaf telah memperpanjang batas waktu hingga dua jam untuk mengeksekusi seorang sandera asal Jerman, Stefan Okonek, yang ditangkap sejak bulan April lalu. (Baca: Lagi, Militan Pro-ISIS Sandera Sekutu AS)
Dilaporkan Al Jazeera, dalam sebuah pernyataan di stasiun radio lokal, Okonek mengatakan kepalanya akan dipenggal pada hari Jumat, 17 Oktober 2014 sekitar pukul 17.00 waktu setempat atau sekitar pukul 16.00 WIB.
Ini merupakan kedua kalinya Okonek berbicara di stasiun radio komersial sejak batas waktu Jumat lalu berlalu. Ia mengaku saat ini ditahan di Pulau Jolo yang menjadi sarang bagi pemberontak separatis tersebut.
Dokter asal Jerman ini ditangkap bersama seorang wanita Jerman lainnya pada April lalu ketika kapal pesiar mereka mengalami kerusakan di sekitar Pulau Palawan, Filipina. Saat itu mereka akan melakukan perjalanan menuju Sabah, Malaysia.
Dari penangkapan itu, milisi Abu Sayyaf menuntut uang tebusan sebesar US$ 5,6 juta sebagai pertukaran sandera. Tak hanya itu, mereka juga meminta Jerman untuk menghentikan serangan kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Memang Abu Sayyaf telah menyatakan akan menjadi pendukung setia ISIS.
Di lain pihak, dalam sebuah rekaman video yang dirilis Rabu, 15 Oktober lalu terlihat bahwa Okonek ditahan di sebuah lubang tanah yang disebut akan menjadi kuburannya jika tebusan tidak dibayar.
“Saya berada di dalam lubang berukuran tiga kali lima meter. Mereka mengatakan ini akan menjadi kuburan saya. Saya berharap masih bisa keluar dari sini. Tapi saya belum melihat upaya apa pun dari pemerintah untuk membebaskan saya,” ujar Okonek, yang mengaku berat badannya turun drastis selama disandera.
ANINGTIAS JATMIKA | AL JAZEERA
Terpopuler
Rehana, Pembasmi ISIS, Dikabarkan Tewas
Ratusan Pejuang ISIS di Kobane Tewas Dibom AS
29 Tahun Dibui, Pria AS Ini Ternyata Tak Bersalah