TEMPO.CO , Bandung: Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Herman Muhtar, mengatakan, pertumbuhan hotel di Kota Bandung saat ini tidak sebanding dengan tingkat kebutuhan hunian.
“Pertumbuhan hotel di Bandung sangat pesat. Namun, tidak disesuaikan jumlah wisatawan yang mengunjungi Bandung. Pada 6 bulan terakhir ini saja okupansi hotel di Bandung turun 20 persen,” ujar dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 16 Oktober 2014.
Berdasarkan hasil survei PHRI, Kota Bandung saat ini memiliki 428 hotel dari berbagai klasifikasi dengan 21 ribu kamar. Dari data tersebut, Herman memperkirakan pada akhir tahun akan terjadi pertumbuhan mencapai 25 ribu kamar. (Baca juga: Tahun 2014 Kota Bandung Membutuhkan 16 Ribu Kamar Hotel)
Herman pun mendesak pemerintah untuk segera melakukan moratorium pembangunan hotel di Kota Bandung. Hal tersebut dilakukan untuk menekan tingkat persaingan hotel-hotel di Kota Bandung.
Menurut Herman, selama ini hotel di Kota Bandung, banyak yang memasang tarif murah. Hal tersebut, kata Herman, akan menimbulkan persaingan yang tidak sehat. “Minimal pemerintah harus menggunakan sistem kuota. Perizinan hotel harus disesuaikan dengan data wisatawan,” ujarnya.
Herman mengatakan penurunan okupansi hotel di Bandung menurun karena wisatawan sudah tidak nyaman datang ke Bandung. Penyebabnya di antaranya infrastruktur di Bandung yang kurang memadai.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung, Herlan Joeliawan, mengatakan, pemerintah Kota Bandung hingga saat ini masih melakukan pembahasan dan kajian untuk moratorium pembangunan hotel di Kota Bandung. Ia pun mengatakan, dari hasil kajian tersebut, direncanakan akan melakukan zonase untuk pembangunan hotel. “Apabila hasil kajian sudah cukup, kita akan segera lakukan moratorium,” ujar dia kepada Tempo di Kantor Wali Kota Bandung, Kamis, 16 Oktober 2014.
Saat ditanya penurunan okupansi hotel di Kota Bandung, ia mengatakan, jumlah wisatawan di Kota Bandung masih berada dalam jumlah normal. “Jumlah wisatawan fleksibel. Penurunan terjadi mungkin karena kemarin ada Pilpres,” ucapnya.
IQBAL T. LAZUARDI S.
Berita lain:
Jokowi Hapus Pos Wamen, Ini Respons Denny Indrayana
Belasan Kepala Negara Akan Sambut Jokowi di Istana
Koalisi Pro-Jokowi Kompak Hadiri Muktamar PPP