TEMPO.CO, Palembang - Puluhan wartawan dari berbagai media di Palembang menyatakan keprihatinannya atas bencana asap yang masih melanda kota tempat mereka mengabdikan diri itu. Tidak ingin terus mengeluh dan menggerutu, peliput dari media televisi, radio, koran, dan online membagikan ribuan masker kepada pengguna jalan di Palembang, Sabtu, 18 Oktober 2014.
Pembagian masker 'Jurnalis Stop Kabut Asap' ini dilakukan di simpang lampu merah Jalan Demang Lebar Daun dan Jalan Angkatan 45 Palembang, Sabtu pagi. "Kami sudah meliput dan merasakan langsung dampak asap makanya kami bagikan masker," kata koordinator aksi, Hanindito. (Baca juga: Hujan Turun di Palembang, Asap Makin Menghantui)
Asap di Kota Palembang masih tebal. Jumlah titik api pun masih di atas 100. Bahkan pagi tadi pesawat haji harus mampir di Jakarta karena bandara tertutup asap. Sementara Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Palembang sempat melewati angka 800 atau masuk dalam kategori membahayakan kesehatan.
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan asap sebagian besar bersumber dari kebakaran di lahan gambut. Di lain sisi, sebagian besar lahan gambut bukan di lahan yang telah dikelola oleh pihak swasta melainkan masih dimiliki oleh masyarakat.
Alex mengusulkan agar penundaan atau moratorium perizinan di lahan gambut dapat dikaji ulang. “Karena kalau gambut dikelola oleh perusahaan maka perusahaan akan menjaga dari kebakaran,” kata Alex.
PARLIZA HENDRAWAN
Berita lain:
Raffi-Nagita Sah, Dahlan Iskan pun Menangis
Menlu AS John Kerry Hadiri Pelantikan Jokowi
Masturbasi di Kereta, Pemuda Ini Dipajang