TEMPO.CO , Surakarta: Selama ini osteoporosis atau pengeroposan tulang identik dengan perempuan. Menurut Pelaksana Tugas Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) Siti Annisa Nuhonni, hal itu karena perempuan punya hormon estrogen yang punya peran dalam proses kepadatan massa tulang.
“Kekurangan hormon estrogen dapat mempengaruhi kepadatan massa tulang,” kata Siti kepada Tempo di sela kongres nasional Perosi di Surakarta, Jumat, 17 Oktober 2014. (Baca juga: Pria Berperut Buncit Rawan Osteoporosis)
Dia mengakui peluang laki-laki menderita pengeroposan tulang memang lebih kecil dari perempuan. Sebab tulangnya lebih padat dari perempuan sehingga jika berkurang sedikit kepadatannya, tidak masalah.
Laki-laki memiliki hormon testosteron yang sebagian kecil diubah menjadi estrogen. Tapi jika testosteron gagal diubah menjadi estrogen, maka hal ini menjadi sinyal bahaya untuk pengeroposan tulang.
“Apalagi jika gaya hidupnya tidak sehat. Seperti kerap minum alkohol, merokok, dan jarang bergerak aktif. Peluang laki-laki menderita osteoporosis semakin besar,” ucapnya.
Dia mengatakan untuk mencegah pengeroposan tulang, harus dipastikan kadar estrogen mencukupi untuk proses kepadatan massa tulang. Kemudian bergerak aktif secara fisik agar tulang terbebani dan menstimulasi metabolisme tulang.
“Juga harus memastikan kecukupan kalsium. Misalnya dengan mengkonsumsi susu atau menyesap kalsium di tulang ikan atau tulang ayam,” katanya.
Sementara itu Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Zainal Arifin Adnan mengatakan gaya hidup yang tidak sehat mempercepat pengeroposan tulang. “Kalau sering minum obat-obat kimia atau jamu yang dicampur bahan kimia, tulang cepat keropos,” ucapnya.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita lain:
Jokowi: Ahok Keras, namun Lembut
Cerita Marty Natalegawa Dihukum Menyemir Sepatu
Gaya Puan Maharani di Panggung Catwalk