TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia menagih janji presiden terpilih, Joko Widodo, dan pasangannya, Jusuf Kalla, untuk merealisasikan revitalisasi pembangunan pasar tradisional hingga lima ribu titik dalam waktu lima tahun ke depan.
“Karena itu janji beliau, tentu kami akan tanyakan," ujar Sekretaris Jenderal APPSI Ngadiran saat dikonfirmasi, Ahad, 19 Oktober 2014. (Baca: Blusukan ke Pasar, Jokowi Jaring Suara Ibu-ibu)
Dalam beberapa isu kampanyenya, Jokowi yang akan dilantik sebagai presiden ke-7 Republik Indonesia besok hari di gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) berjanji akan merevitalisasi 5.000 pasar tradisional, termasuk membangun pusat pelelangan, penyimpanan, dan pengolahan ikan. Rencana itu telah diawali saat menjadi Gubernur Jakarta, tetapi jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari.
Menurut Ngadiran, menggeliatnya pertumbuhan ekonomi nasional tidak bisa dilepaskan dari faktor konsumsi masyarakat menengah-bawah saat ini. Keduanya berperan menciptakan iklim investasi untuk sektor konsumsi nasional yang cukup tinggi meskipun berada di kawasan pasar tradisonal yang terkenal kumuh dan kotor. “Apalagi kami diperbaiki, target pertumbuhan pemerintah tahun depan bisa ikut terbantu,” ujarnya. (Baca: Nyapres, Jokowi Masih Resmikan Pasar)
Ngadiran mengaku hingga kini pengelolaan pasar tradisonal belum dilakukan dengan baik. Pemerintah baik pusat atau daerah terlihat berjalan sendiri tanpa koordinasi sehingga perkembangannya semakin terdesak dengan menjamurnya otlet dan pasar modern. “Sebagai presiden dari kalangan bawah, Pak Jokowi harus berani menyelematkan pasar tradisional ke depannya,” ucapnya.
Oleh karena itu, adanya rencana revitalisasi pasar bakal menjadi sumbangan berarti pemerintah mendatang untuk menggerakkan ekonomi masyarakat. “Di pasar tradisional itu semua sektor hasil warga bisa langsung dijual tanpa harus melalui seleksi ketat layaknya pasar modern,” ujar Ngadiran.
Ngadiran mengapresiasi keberanian mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk membuka area tranportasi logistik melalui jalur laut. Namun, hal itu akan sia-sia manakala penyiapan infrastruktur pasar tradisional yang ada di masyarakat masih berjalan di tempat. “Kami sudah sampaikan hal ini ke Pak Andi Widjajanto saat diskusi dengan kami beberapa waktu lalu."
Selain itu, terbaginya area kekuasaan untuk lima tahun ke depan, di mana eksekutif dikuasai Koalisi Indonesia Hebat (KIH) serta kegislatif oleh Koalisi Merah Putih (KMP) diharapkan mampu memberikan masukan terhadap semua janji yang telah disampaikan presiden terpilih Jokowi. “Jangan sampai justru saling jegal mencari ruang kesalahan."
JAYADI SUPRIADIN
Terpopuler
Jika Jadi Menteri, Pos Ini Milik Puan Maharani
Tanpa Ahok, Veronica Kunjungi Jokowi, Ada Apa?
Bertemu Prabowo, Jokowi Dianggap Punya Bank Emosi
Istri Ahok Ungkap Alasan Tak Tinggal di Rumah Dinas Gubernur
Band Arkarna Tiba di Jakarta untuk Selamati Jokowi