TEMPO.CO, Jambi - Asap tebal kembali menyelimuti wilayah Jambi pada Ahad, 19 Oktober 2014. Akibatnya, aktivitas penerbangan dari dan ke Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi terganggu. (Baca: Kabut Asap, Pesawat Berani Terbang tapi Takut Mendarat)
Menurut General Manager PT Angkasa Pura II cabang Bandara Sultan Thaha Dorma Manalu, asap tebal menyebabkan tidak ada satu pesawat pun yang mendarat. "Padahal, tiga hari sebelumnya sempat berjalan normal karena ada hujan lebat," kata dia kepada Tempo.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jambi, kabut asap menyebabkan jarak pandang hanya berkisar 600-700 meter sehingga tidak aman untuk aktivitas penerbangan. (Baca: Titik Api Bermunculan di Perbatasan Bengkulu)
Kabut asap ini diduga kiriman dari wilayah Sumatera Selatan. Di kawasan itu ada 34 lokasi titik api (hotspot). Sedangkan berdasarkan pantauan satelit NOAA yang disampaikan ke Satuan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Jambi, tidak ada titik panas di Jambi dan Riau. (Baca: Bosan Asap, Jurnalis Palembang Bagikan Ribuan Masker)
Meski begitu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi sudah mengirimkan surat kepada pemerintah pusat agar membantu menangani masalah asap di Jambi. Rencananya ada petugas dari BNPB yang akan memantau kondisi di Bandara Sultan Thaha pada Senin, 20 Oktober 2014. "Mereka juga akan membantu membuat hujan buatan pada titik kawasan hutan dan hotspot," kata Kepala BPBD Provinsi Jambi Zubaidi.
SYAIPUL BAKHORI
Berita Terpopuler
Istri Ahok Ungkap Alasan Tak Tinggal di Rumah Dinas Gubernur
Band Arkarna Tiba di Jakarta untuk Selamati Jokowi
Veronica: Ahok Bukan Punya Saya Lagi