TEMPO.CO, Jakarta -Mobile money atau alat pembayaran elektronik telah digunakan oleh perusahaan nonbank dan nontelekomunikasi. Salah satunya PT Skye Sab Indonesia, yang memiliki izin dari Bank Indonesia sejak 2009. (Baca: Bertransaksi dengan Dompet Virtual.)
Menurut Presiden Direktur PT Skye Sab Indonesia, Andrian Djojorahardjo, pengguna aplikasi Skye telah mencapai 125 ribu. Terakhir, Skye bekerja sama dengan vendor lokal ponsel Accessgo dalam meluncurkan mobile money di Kafe Pisa, Menteng, Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2014. (Baca: Ponsel Lokal Accessgo 4E Dilengkapi NFC.)
Menurut dia, mobile money akan menjadi tren di Indonesia. "Kami tidak khawatir dengan kompetitor bank dan perusahaan telekomunikasi, karena kami pemain independen," kata Rian lebih lanjut dalam surat elektroniknya kepada Martha Warta Silaban dari Tempo, Selasa malam, 14 Oktober 2014. (Baca: BI Permudah Izin Agen Layanan Keuangan.)
Siapa yang menjadi target utama Skye dalam penggunaan mobile money?
Target utama penggunaan Skye mobile money adalah seluruh pengguna smartphone berbasis Android, BlackBerry, dan iOS yang sedang kami kembangkan.
Apa yang menjadi alasan Skye bekerja sama dengan ponsel lokal Accessgo?
Alasan utamanya adalah kesamaan visi dengan Accessgo untuk memberi kemudahan bagi user. Aplikasi Skye sudah terinstal (preload) di dalam handset Accessgo, sehingga pengguna tak perlu mengunduh dari Google Play Store. Accessgo memberi nilai tambah untuk penggunanya dengan menambah aplikasi Skye yang sangat berguna untuk bertransaksi lebih dari 100 merchant dan akan terus bertambah.
Apakah kerja sama dengan ponsel lokal ini menjadi yang pertama?
Menurut catatan kami, Accessgo menjadi yang pertama melakukan kerja sama preload aplikasi Skye di dalam handset-nya.
Bagaimana Skye bersaing menghadapi mobile banking/SMS banking dan mobile money milik perusahaan telekomunikasi?
Kami tak khawatir dengan kompetitor bank dan perusahaan telekomunikasi, karena kami pemain independen. Pertama, pengguna dapat melakukan top up (isi saldo) dari bank mana saja dengan cara transfer dan yang akan datang dapat melakukan top up (isi saldo) di minimarket. Kedua, pengguna dapat menggunakan sim card operator apa saja sepanjang memiliki akses mobile internet, atau bahkan via koneksi Wi-Fi. Ketiga, dalam menambah merchant, kami bebas menambahnya dalam katalog yang dinamis.
Aplikasi kami juga sangat user friendly dan mengemasnya seperti media sosial atau kami menyebutnya social payment. Pengguna dapat mereferensikan aplikasi Skye ke teman-temannya dan mendapat benefit khusus. Penawaran-penawaran menarik dan reminder untuk pembayaran tagihan dapat kami broadcast melalui push notification, dan yang terpenting kami berikan adalah pengalaman pengguna yang sangat berbeda dari sekadar mobile banking.
Apakah mobile money akan menjadi tren di Indonesia?
Ya. Mobile money akan menjadi tren. Kita lihat sekarang, manusia di Indonesia selalu ingin bergerak cepat, malas antre di ATM hanya untuk pembayaran tagihan. Kami menjawabnya dengan kemudahan yang akan didapat saat bertransaksi melalui aplikasi Skye.
Pada masa mendatang, apa rencana Skye?
Kami akan terus menambah merchant, mitra komunitas, mitra pengembang aplikasi mobile sebagai alat pembayaran elektronik yang resmi sesuai dengan aturan Bank Indonesia, serta vendor ponsel lokal untuk bekerja sama. Kami ingin pengguna tidak perlu lagi antre ke ATM dan menggunakan uang kartal untuk transaksi pembelian dan pembayaran. Selain itu, kami sedang mengembangkan mobile POS bagi UKM, yang nantinya mereka tidak perlu ribet menggunakan beragam EDC untuk menerima pembayaran non-tunai.