TEMPO.CO , Jakarta: Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho, menyatakan Sutan Bhatoegana harus mengungkap banyak nama apabila menjadi justice collaborator.
"Banyak kasus yang menyangkut dia belum terselesaikan," ujar Emerson saat dihubungi Tempo pada Ahad, 19 Oktober 2014.(Baca: Jika Sutan Bhatoegana Jadi Justice Collaborator...)
Sutan terlibat dalam kasus dugaan korupsi penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bekas Ketua Komisi Energi DPR ini masih belum mengungkapkan banyak nama dan peran anggota badan anggaran yang mungkin terlibat. Ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini pada 14 Mei 2014.
Soal kasus SKK Migas yang juga melibatkan Rubi Rubiandini pun Sutan dianggap belum banyak membuka kasus. Nama politikus Partai Demokrat ini disebut dalam persidangan Rudi yang menjabat sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi . Dia disebut menerima US$ 200 ribu dari Rudi. Duit itu merupakan bagian dari suap yang diberikan bos Kernel Oil, Simon Gunawan Tanjaya pada Rudi.
"Kolega-koleganya dari Partai Demokrat yang mungkin terlibat dalam kasus ini pun belum diungkapkan," kata Emerson. Ia berharap Sutan mau bekerjasama dengan KPKuntuk menuntaskan kasus-kasus korupsi ini.(Baca: KPK Bedah Istilah 'Buka-Tutup Kendang' Rudi)
Apabila menjadi justice collaborator, berdasarkan PP no. 99 tahun 2012, Sutan akan mendapat sejumlah perlakuan khusus. Ia akan mendapatkan status tahanan khusus dari segi pengamanan dan sel. Tuntutan yang diberikan akan lebih ringan, juga ia akan mendapat remisi. Emerson menyebutkan nama Agus Condro yang menjadi justice collaborator dalam kasus Bank Indonesia, dam Vincentius Amin Susanto bekas terpidana kasus pencucian uang PT Asian Agri.
URSULA FLORENE SONIA
Berita Lain
Band Arkarna Tiba di Jakarta untuk Selamati Jokowi
Veronica: Ahok Bukan Punya Saya Lagi
Pesan Yenny Wahid ke Jokowi: Istana Banyak Hantunya
Siapa Lebih Banyak Punya Gelar, SBY atau Sukarno?