TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Sukoharjo tengah menyelidiki kematian Kepala Desa Puhgogor, Sapta Dandaka, yang ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, Selasa, 21 Oktober 2014. Selain Sapta, tubuh istri dan anaknya juga ditemukan telah terbujur kaku di dalam rumah. (Baca:Sering Dirisak, Kuli Bangunan Ini Bunuh Temannya)
Saat ini polisi telah mengirim ketiga jenazah tersebut ke Rumah Sakit dr Moewardi Solo untuk diotopsi. "Hasil otopsi kemungkinan akan kami dapatkan besok," kata Kepala Polres Sukoharjo Ajun Komisaris Besar Andy Rifai di lokasi tempat kejadian perkara.
Dari hasil penyelidikan sementara, pihaknya mengambil kesimpulan bahwa Sapta tewas lantaran bunuh diri. "Tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuhnya," katanya. Dia tewas gantung diri dengan tali plastik di pintu yang menghubungkan garasi dengan ruang tengah.
Hanya saja polisi menduga bahwa istri Sapta yang bernama Titik Suryani dan anaknya, Putra Dwi Pangestu, 12 tahun, tewas lantaran dibunuh. Dua orang itu dibunuh dengan menggunakan balok kayu di kamarnya. "Kami menemukan barang bukti berupa balok kayu dengan bercak darah," kata Andy. (Baca:Bunuh Bosnya, Pemuda Ini Mengaku Puas)
Di sekitar lokasi, polisi juga tidak menemukan tanda-tanda perampokan dan sejenisnya. Dia menduga bahwa Sapta telah membunuh anak dan istrinya sebelum mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Akan tetapi, polisi belum menemukan motif di balik kejadian tersebut.
Kejadian tersebut membuat anak Sapta yang sulung, Dani, terlihat terguncang. Saat kejadian, mahasiswi di sebuah universitas di Solo itu tengah berada di kosnya. Dia hanya bisa duduk sembari menangis dengan ditemani sejumlah warga.
AHMAD RAFIQ
Baca juga:
Leung: Ada Pihak Asing dalam Demo Hong Kong
Komnas HAM Ingin Audiensi dengan Jokowi
Efek Jokowi Berakhir, Indeks Saham Jeblok
Dolar Terus Tertekan, Rupiah ke 11.900