TEMPO.CO, San Francisco - Microsoft baru saja meluncurkan layanan komputasi awan, Azure, di kantor pusatnya di San Francisco, Amerika Serikat, Senin, 20 Oktober 2014. Selain mendukung penyimpanan data, Azure juga menyediakan aplikasi penelitian gratis untuk pekerja medis yang berjuang melawan ebola. (Baca: Lintas Platform, Microsoft Ubah Nama Windows Azure)
"Kami membuat Azure agar mampu menjadi komunitas riset. Selain itu, kami memiliki beberapa alat penelitian yang dapat membantu menemukan vaksin. Jadi, kami akan menggabungkan kedua hal itu agar bisa dimanfaatkan sebagai data dan alat riset bagi pekerja medis," kata CEO Microsoft Satya Nadella seperti dilaporkan Reuters, Senin, 20 Oktober 2014.
Azure adalah nama komputasi awan milik Microsoft yang pada dasarnya berfungsi sebagai pusat data. Dengan Azure, pengguna bisa mengakses sejumlah besar informasi dan daya komputasi jarak jauh melalui Internet. (Baca: Situs HealthMaps Bantu Petakan Kasus Ebola)
Saat ini, Microsoft tengah mengumpulan proposal komputasi awan untuk proyek penyembuhan dan penghentian penyebaran ebola. Proposal dari para peneliti dan lembaga pendidikan yang terpilih akan menerima Microsoft Azure Awards dan alokasi serta sumber daya penyimpanan.
"Akses luas ke jaringan Microsoft dapat membantu para peneliti yang ingin menyimpan dan menganalisis data, seperti untuk penelitian ebola. Azure akan mempermudah proses pengambilan data-data besar yang biasanya sulit jika hanya menggunakan komputer lokal dan jaringan Internet," kata Nadella.
RINDU P. HESTYA | REUTERS
Berita Lain:
100 Tahun, Kutub Utara dan Selatan Bertukar Tempat
Jam Cerdas Microsoft Siap Tandingi Moto 360
Di Alor, Nelayan Tangkap Lobster Secara Ilegal