TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo akan mengevaluasi kandidat menterinya setelah akhir pekan lalu mendapat hasil penelusuran Komisi Pemberantasan Korupsi serta Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) terhadap 43 calon menteri.
"Harus seperti itu (evaluasi). Apa gunanya PPATK dan KPK," katanya di Istana Merdeka, Selasa, 21 Oktober 2014. Namun Jokowi enggan menyebut siapa saja kandidat menteri yang harus dievaluasi. "Tidak mungkin saya sampaikan,” ujarnya.
Pekan lalu, Jokowi menuturkan akan mengumumkan postur dan nama menteri kabinetnya sehari atau dua hari setelah pelantikan. KPK dan PPATK telah menyerahkan hasil pemeriksaan terhadap 43 calon menteri kabinet Jokowi Ahad lalu.
Wakil Ketua KPK Zulkarnain mengatakan catatan KPK didasari dugaan keterkaitan calon menteri itu dalam kasus-kasus yang ditangani lembaganya. Menurut Zulkarnain, calon menteri yang dinilai bermasalah atau berisiko tinggi terlibat kasus korupsi ditandai warna merah pada namanya. Sedangkan calon menteri yang dinilai berpotensi bermasalah ditandai dengan warna kuning.
Berdasarkan hasil penelusuran KPK dan PPATK, tidak tertutup kemungkinan sejumlah nama calon menteri tidak lolos saringan.
Sesuai dengan catatan Tempo, sejumlah nama yang tergolong sebagai calon kuat untuk menjadi menteri, seperti yang sudah beredar di masyarakat, pernah disebut dalam sejumlah kasus yang ditangani penegak hukum. Di antaranya adalah Rini Mariani Soemarno, yang disebut-sebut bakal menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan; Teras Narang, kandidat Menteri Dalam Negeri; dan Muhaimin Iskandar, yang bakal menjadi Menteri Pembangunan Manusia.
ANANDA TERESIA
Berita Terpopuler
Surat Terbuka Anas Urbaningrum untuk Jokowi
Pelantikan Presiden: SBY Menangis, Jokowi Kaku
Misteri Amien Rais yang Absen di Pelantikan Jokowi