TEMPO.CO, Jakarta - Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, mengatakan efek pelantikan Joko Widodo sudah berakhir. Pasar kini kembali rasional untuk membaca sentimen-sentimen baru serta memainkan pola trading jangka pendek. "Seperti pengalaman sebelumnya, efek sentimen politik biasanya hanya bertahan dua hari," katanya kepada Tempo, Selasa, 21 Oktober 2014.
Pada perdagangan sesi pertama, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia turun 18,87 poin (0,37 persen) ke level 5.021,66. Volume transaksi saham mencapai 2,3 miliar lembar dengan nilai Rp 2,4 triliun. (Baca: Tunggu Kabinet, Saham Blue Chip Bakal Terkoreksi).
Saham yang menggerakkan indeks sehari sebelumnya, seperti Bank BRI, Astra International, Bank BRI, dan Telkom, terkena aksi profit taking hari ini. Meski begitu, investor asing masih mencatat pembelian bersih Rp 60 miliar.
Kiswoyo memperkirakan sentimen politik akan kembali datang ke pasar saham setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan susunan kabinetnya. Itu pun dengan catatan bursa regional mendukung. "Selanjutnya, pasar akan menunggu janji Jokowi menaikkan harga BBM (bahan bakar minyak) pada November." (Baca: Pelantikan Jokowi Gairahkan Bursa Saham)
Bursa Asia cenderung melemah merespons data pertumbuhan GDP Cina kuartal ketiga yang melambat ke level 7,3 persen daripada sebelumnya 7,5 persen. Indeks Nikkei 225 merosot 1,28 persen, indeks Hang Seng turun 0,25 persen, bursa Cina terkoreksi 0,27 persen, dan indeks Korea melemah 0,78 persen.
M. AZHAR
Berita Terpopuler
Surat Terbuka Anas Urbaningrum untuk Jokowi
Pelantikan Presiden: SBY Menangis, Jokowi Kaku
Misteri Amien Rais yang Absen di Pelantikan Jokowi