TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik jejaring sosial Facebook, Mark Zuckerberg, pekan lalu mendonasikan US$25 juta untuk membantu pemulihan ebola bagi pasien dan keluarganya. Zuckerberg juga memberikan hadiah kepada Centers for Disease Control and Prevention, yang telah menjadi organisasi nonprofit Amerika Serikat yang menyalurkan dana dalam peristiwa krisis kemanusiaan dunia ini.
Dibandingkan dengan bantuan untuk bencana kemanusiaan yang lain, dana untuk korban ebola lebih sedikit dan badan pencari dana bantuan pun seakan-akan tidak bergerak. Pasca-peristiwa terorisme pada 2001 di World Trade Center, Amerika Serikat banyak menyumbangkan dana bantuannya untuk kemanusiaan. Amerika menyumbang miliaran dolar saat tsunami 2004 menghancurkan negara-negara di sekitar Samudra Hindia. Mereka juga menyumbang bagi korban tsunami dan bencana nuklir di Jepang pada 2011, gempa Haiti 2010, dan banyak lainnya.(Baca:Tak Takut Tertular, Obama Cium Suster Pasien Ebola)
Dilansir dari New York Times pada 20 Oktober 2014, menurut pejabat amal dan ahli tentang dana bantuan, krisis ebola berbeda. Namun mereka sulit menjelaskan perbedaan itu secara spesifik. Mungkin krisis ini tidak memiliki drama visual seperti bencana alam lain. Atau mungkin lebih sulit bagi pendonor untuk memahami akan digunakan untuk apa uang mereka. Terlebih ketika banyak korban ebola tidak selamat, seolah-olah bantuan mereka akan sia-sia. Ini berbeda dengan kasus bencana alam yang jelas membutuhkan dana untuk pembangunan. Dana bantuan mereka jelas digunakan untuk pembangunan, penyediaan makanan, pakaian, dan lain-lain. (Baca: WHO: Wabah Ebola di Eropa Tidak Bisa Dihindari)
Lembaga donor pun kesulitan mencari dana bantuan hingga September lalu saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan krisis ebola bukan hanya soal krisis kemanusiaan, namun juga sudah memasuki krisis perdamaian dan kemanusiaan dunia.
Tercatat dana bantuan untuk ebola yang masuk di lembaga Dokter Lintas Batas sejumlah US$ 31,5 juta dari sumbangan pribadi dan US$ 7,3 juta dari pemerintah Amerika Serikat.(Baca:Ebola Mulai Serang Eropa)
INTAN MAHARANI | THE NEW YORK TIMES
Baca juga:
Hari Pertama, Jokowi Tidur di Istana Merdeka
Beda Gaya SBY dan Jokowi Memilih Menteri
Hari Pertama Kerja, Jusuf Kalla Terima Tamu Asing
Jokowi Diminta Ganti Calon Menteri Bermasalah