TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa Lukman Edy mengungkapkan alasan penolakan Ketua Umum Muhaimin Iskandar untuk menempati posisi menteri.
Menurut Lukman, penolakan Cak Imin--panggilan Muhaimin--mengisi pos menteri bukan karena tudingan telah mendapat tanda merah dari KPK.
"Yang beredar di publik itu baru spekulasi. Kita melihat Pak Muhaimin bukan berkenaan dengan isu-isu yang beredar," ujar Lukman Edy di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu , 22 Oktober 2014. (Baca juga: Jokowi Umumkan Kabinet Siang atau Sore Ini)
Lukman mengatakan Cak Imin ingin fokus pada kepengurusan partai. Sebab, Presiden Joko Widodo melarang menterinya merangkap jabatan. (Baca: Netizen Heran Muhaimin Emoh Jadi Menteri)
Muhaimin, tutur Lukman, menyampaikan pesan kepada seluruh kadernya untuk mematok target penguatan fraksi di parlemen lima tahun mendatang saat mengadakan pertemuan internal PKB dua hari lalu. "Dengan 47 anggota DPR hari ini, kita tidak bisa puas diri," ujar Lukman menirukan Muhaimin.
Lukman mengatakan Ketua Umum menargetkan sedikitnya seratus kursi untuk legislator PKB pada pemilu lima tahun mendatang. "Kalau hanya bermodal 47, kita tidak bisa berbuat maksimal membantu pemerintahan." (Baca: Tokoh-tokoh Ini Dipanggil Jokowi ke Istana)
Ketum PKB itu, kata Edy, merasa perlu membenahi peran pada legislatif secara maksimal. "Artinya, Pak muhaimin punya target besar lima tahun ke depan. Apa yang harus dibangun lima tahun ke depan menjadi target Pak Muhaimin. Akhirnya, Pak Muhaimin harus memilih."
Sebelumnya, Muhaimin keberatan merangkap jabatan sebagai Ketua Umum PKB dan menteri. "Kayaknya aku lebih memilih konsentrasi jadi ketua umum PKB, krna memang lebih baik tdk merangkap dg jabatan menteri.. Mohon dukungan," cuit Muhaimin kemarin melalui akun Twitter-nya, @cakiminpkb.
JAYABUANA
Berita Terpopuler
Fahri Sebut Jokowi Presiden yang Tak Pandai Pidato
Tokoh-tokoh Ini Dipanggil Jokowi ke Istana
Ketemu Kalla, Prabowo Minta Maaf Soal Pilpres