Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korut Akui Miliki Penjara 'Labour Camps'  

image-gnews
Warga Korsel Kim Sung-yoon yang sudah berusia 96 tahun (kiri) bertemu dengan keluarnya yang tinggal di Korut saat bertemu di acara reuni di Diamond Mountain, Korea Utara (20/2). (AP Photo/Yonhap, Lee Ji-eun)
Warga Korsel Kim Sung-yoon yang sudah berusia 96 tahun (kiri) bertemu dengan keluarnya yang tinggal di Korut saat bertemu di acara reuni di Diamond Mountain, Korea Utara (20/2). (AP Photo/Yonhap, Lee Ji-eun)
Iklan

TEMPO.COJakarta - Laporan resmi Komisi Penyelidik Situasi Hak Asasi Manusia Korea Utara yang menyebut jumlah tahanan politik di Korea Utara mencapai 120 ribu orang di empat penjara tapol terbesar negara itu tidak diakui oleh pemerintah Korea Utara. Sebaliknya, negara yang terisolasi dari dunia internasional ini mengaku memiliki tempat tahanan buruh (labour camps) pelaku kriminal.

“Kami tidak punya penjara politik, tapi kami punya labour camps. Kami memberikan sanksi karena kasus melawan kebijakan pemerintah seperti membunuh, memperkosa perempuan, atau anak gadis. Kami masukkan dalam tahanan di labour camp,” kata Duta Besar Republik Demokratik Korea untuk Indonesia Ri Jong- ryul di Kedutaan Besar Korea Utara, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2014. (Baca:Dubes Korut: Terjadi Salah Paham Serius Soal HAM)

Pelaku kejahatan yang dijebloskan ke labour camps, Ri Jong-ryul menjelaskan, telah melalui proses hukum. Jaksa penuntut membawa terdakwa ke pengadilan. Hakim kemudian memutuskan terdakwa masuk ke labour camp. Di sana, setiap pagi pelaku pelanggar hukum mendapat pendidikan dan saat malam hari mereka bekerja. Ini rangkaian kegiatan yang dilakukan setiap narapidana di labour camps. (Baca:Dubes Korut: Kim Jong-Un Sehat, Tidak ada Kudeta)

Sejumlah pelarian dari Korut memberikan kesaksian perihal kekejaman yang mereka alami selama ditempatkan di dalam labour camps. Selain disiksa, mereka mengaku juga menderita kelaparan parah. Beberapa pelarian kemudian menuliskan pengalaman mereka dalam bentuk buku. Buku-buku itu kemudian dipublikasikan. (Baca:Dua Warga KorutBerenang Melintasi Perbatasan)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun menurut Ri Jol Ryul, kesaksian warga Korut yang melarikan diri ke Amerika Serikat maupun ke Korea Selatan tidak benar. Para pelarian itu, ujarnya, harus bertahan hidup karena mahalnya biaya hidup di Korea Selatan. Oleh sebab itu, mereka menemui Badan Intelijen Amerika (CIA) untuk memberikan kesaksian dan mendapatkan uang untuk bertahan hidup.  “Amerika memanfaatkan mereka.”

MARIA RITA 

Baca juga:
Jelang El Clasico, Messi-Neymar Makin Kompak
Selamat Ulang Tahun Arsene Wenger
Puan Maharani, Calon Menko Pembangunan Manusia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Google Chrome. (google.com)
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.


Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.


Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri pertemuan majelis politik Komite Sentral Partai Buruh Korea, di Korea Utara, dalam foto yang dirilis pada 14 Agustus 2020. Dalam pertemuan tersebut, Kim mengatakan bahwa akan menutup perbatasannya dan menolak bantuan dari luar negeri karena telah melakukan kampanye anti virus yang agresif. KCNA via REUTERS
Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.


Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.


Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Biro Politik Komite Sentral ke-7 Partai Pekerja di Pyongyang, Korea Utara, 30 Desember 2020. Langkah pertama Kim di awal 2021 akan menjadi sinyal pendekatan pertamanya terhadap presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden. KCNA/via REUTERS
Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.


Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tersenyum saat melihat salah satu rumah saat memeriksa lokasi rekonstruksi di daerah yang dilanda topan di Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara, 14 Oktober 2020. Kim Jong Un menjadi sorotan dunia saat  dirinya menangis di tayangan televisi pada akhir pekan lalu. KCNA via REUTERS
Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini


Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.


Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.


Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.


Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Foto dokumentasi militer Rusia. Tahun lalu, tiga lumba-lumba ini menghilang di musim kawin untuk mencari pasangan, tetapi kembali ke pangkalan sesudahnya. Dailymail.co.uk
Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.