TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan jalur-jalur trem lama di Surabaya hampir 90 persen lebih masih bisa digunakan. Letaknya, yang sebagian besar berada di tengah jalan, nyaris tidak mengganggu dan mempengaruhi kondisi perkotaan saat ini.
Agus mengatakan memang ada beberapa yang terhalang ruang terbuka hijau atau mepet dengan taman. "Tapi di atas 90 persen bisa reaktivasi. Paling ada beberapa yang dibikin shortcut," kata Agus kepada Tempo di kantornya, Rabu, 22 Oktober 2014. (Baca juga: Risma Ingin Pusat Subsidi Trem Surabaya 50 Persen)
Tim Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan PT Kereta Api Indonesia sudah menyelesaian penelusuran jalur trem lama di Surabaya pada 15-19 Oktober 2014.
Mereka melakukan penggalian menggunakan ground penetration radar (GPR) untuk membuktikan keberadaan jalur trem sepanjang 17 kilometer di 113 titik.
Agus mengatakan pada akhir pekan tim akan memetakan jalur sesuai hasil penelusuran. "Hasilnya akhir minggu atau awal bulan depan," kata Agus.
Penelusuran jalur didasarkan pada gambar semasa pemerintahan Belanda. Kendati tidak disertai garis koordinat, tapi gambar tersebut sangat detail, mulai dari Jalan Bumiarjo, Darmo, Panglima Sudirman, Embong Malang, Tidar, Indrapura, Rajawali, Pahlawan, Tunjungan, dan Gubernur Suryo.
Trem di Surabaya berhenti beroperasi sekitar tahun 1970. Waktu itu pemerintahan Orde Baru mendapat tekanan dari pemerintah Jepang untuk memasukkan mobil-mobil buatan Negeri Sakura itu. Akibatnya, angkutan massal cepat seperti trem pun dihentikan. Rel dan jalurnya terpendam tertutup lapisan aspal jalan.
Kini, 40 tahun kemudian, Pemerintah Kota Surabaya berkeinginan menghidupkan lagi angkutan massal berbasis kereta api. Rencana ini juga sudah tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kegiatan Pembangunan 2015 terkait angkutan perkeretaapian perkotaan.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita lain:
Pelindo II Siapkan Acara Pengumuman Kabinet Jokowi
Ryamizard: Tak Jadi Menteri Juga Tak Apa
Koalisi Prabowo 'Nggerundel' Soal Sikap PPP