TEMPO.CO, Kupang - Kekeringan yang melanda Desa Oebaki, Kecamatan Noebeba, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), membuat warga mengkonsumsi air lumpur dari embung yang ada di desa itu. Akibatnya, belasan anak menderita muntaber dan diare hingga dirawat di rumah sakit.
"Ada belasan anak yang dirawat di rumah sakit karena muntaber setelah mengkonsumsi air lumpur," kata Kepala Desa Oebaki Ludovikus Fallo yang dihubungi Tempo, Kamis, 23 Oktober 2014. (Baca juga: Kekeringan, Warga NTT Minum Air Kubangan)
Menurut Ludovikus, sedikitnya 343 jiwa atau 116 keluarga di desa itu mengalami krisis air sejak kekeringan melanda. Akibatnya, warga setempat terpaksa mengkonsumsi air waduk (embung) yang dibangun warga secara swadaya. Padahal, air tersebut telah bercampur lumpur karena menjadi tempat minum hewan.
Ludovikus mengatakan hampir seluruh sumber mata air di desa itu mengering karena kemarau. Untuk mendapatkan air bersih, warga harus berjalan kaki hingga satu kilometer. "Air yang diambil dari embung dimasak baru dikonsumsi. Namun, airnya sudah kecokelatan," katanya.
Kekeringan juga menyebabkan tanaman pertanian mengering hingga dipastikan gagal panen. Warga terpaksa mengkonsumsi stok jagung yang akan dijadikan bibit pada musim tanam berikutnya. "Bibit yang ada terpaksa dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya.
Masalah kekeringan ini, menurut dia, telah dilaporkan ke pemerintah kabupaten dan DPRD. Anggota DPRD Timor Tengah Selatan asal Gerindra, Juliana Makandolu, mengatakan telah membantu mendistribusikan air bersih menggunakan mobil tangki. "Sudah ada empat tangki air bersih yang didistibusikan ke desa itu," katanya.
YOHANES SEO
Berita lain:
Benarkah Istana Negara dan Merdeka Berhantu?
Rahasia Dokumen di Tangan Jusuf Kalla
Fadli Zon: Koalisi Jokowi Hambat Kerja DPR