TEMPO.CO, Jakarta - Pertandingan Persis Solo melawan Martapura FC di Stadion Manahan, Solo, berakhir ricuh, Rabu, 22 Oktober 2014. Suporter yang tidak puas dengan kepemimpinan wasit mengamuk hingga membakar sebuah sepeda motor polisi serta sejumlah kendaraan lain. Bahkan, satu penonton tewas akibat kejadian tersebut. (Baca:Kalah, Suporter Argentina Ricuh di Buenos Aires)
Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta Komisaris Besar Iriansyah mengatakan pria yang belum diketahui identitasnya itu tewas akibat dikeroyok sesama suporter. "Dia dikira intel yang sedang menyamar," katanya saat dihubungi.
Menurut Iriansyah, polisi sebenarnya sudah mencoba menyelamatkan pria tersebut. "Kami selamatkan dari amukan massa dan segera dilarikan ke rumah sakit," katanya. Hanya saja, nyawa penonton tersebut tidak bisa diselamatkan. (Baca:Suporter Bola Ricuh, 15 Warga Kongo Tewas)
Selain satu korban tewas, Iriansyah mengatakan ada 12 anggotanya terluka akibat amukan suporter. Bahkan, satu sepeda motor trail milik polisi juga dibakar oleh massa. "Beberapa truk dalmas juga dirusak," katanya.
Pertandingan dalam lanjutan babak delapan besar divisi utama tersebut berakhir dengan skor 1-1 sehingga kesebelasan tuan rumah gagal lolos ke babak selanjutnya. Penonton yang merasa tidak puas berupaya masuk ke lapangan sehingga dihalau oleh petugas keamanan. Polisi juga menjaga ketat tim wasit serta pemain Martapura FC.
Pertandingan di divisi utama itu memang sudah memanas di babak kedua. Iriansyah mengatakan bahwa kemarahan massa tidak terbendung saat wasit membunyikan peluit di akhir pertandingan. "Penonton menganggap wasit terlalu cepat mengakhiri pertandingan," katanya.
AHMAD RAFIQ
Berita lain:
Ini Dia Calon Pembantu Presiden Jokowi
Datang ke Istana, Siti Nurbaya Dites Jokowi
Ini Bocoran Struktur Kabinet Jokowi