TEMPO.CO, Jakarta - PT Bahana Securities menyatakan beberapa sektor bisnis utama tahun ini mengalami pertumbuhan positif. Beberapa faktor seperti kondisi perekonomian global dan regional serta kebijakan pemerintah menjadi penyebabnya. (Baca: Dana Asing Mulai Kabur, Indeks Saham Kolaps)
Kepala Riset PT Bahana Securities Harry Su mengatakan sektor yang hingga akhir tahun ini tumbuh positif adalah telekomunikasi, perbankan, migas, dan infrastruktur. Khusus untuk sektor infrastrukur, dia menilai tahun depan sektor ini masih layak menjadi pilihan investasi. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur. "Sektor infrastruktur pada tahun ini tumbuh hingga 56 persen year-to-date," ujar Harry di Jakarta, Rabu, 22 Oktober 2014. (Baca: BKPM: Kisruh Politik Tak Pengaruhi Investasi)
Sektor perbankan, tutur Harry, juga tumbuh positif sebesar 14 persen. Pertumbuhan ini ditopang oleh kinerja empat emiten utama, yaitu BMRI, BBRI, BBCA, dan BBNI. Bahkan kinerja empat emiten utama tersebut diklaim mampu mengurangi dampak krisis yang sempat terjadi. "Yang terdampak krisis kan yang kecil, tapi mampu tertutupi oleh kinerja emiten besar."
Sektor minyak dan gas tahun ini juga tumbuh sebesar 15 persen. Menurut Harry, salah satu sebabnya adalah dukungan kinerja utama emiten utama seperti PT Medco Energy Indonesia Tbk yang banyak melakukan ekplorasi. Sedangkan sektor properti mampu tumbuh hingga 12 persen. Namun, dalam enam bulan terakhir, pertumbuhannya cenderung terkikis. Kinerjanya terdampak kekhawatiran adanya kenaikan harga bahan bakar minyak.
Ihwal positifnya, pertumbuhan perbankan tahun ini juga dikatakan oleh analis PT Bahana Securities lain, Teguh Hartanto. Menurut dia, sektor perbankan tahun ini cukup sehat karena komposisi kredit yang merata di semua sektor. Salah satu yang menerima fasilitas kredit perbankan tapi mengalami pertumbuhan negatif adalah batu bara. "Namun porsi kredit perbankan pada sektor ini hanya 3 persen," tuturnya.
Ancaman pada sektor perbankan yang sempat muncul tahun ini adalah perang suku bunga deposito. Namun kekhawatiran tersebut sudah diantisipasi Otoritas Jasa Keuangan dengan adanya pembatasan tingkat suku bunga deposito. Hingga tahun depan, dia memprediksi sektor perbankan masih akan dilirik investor, khususnya emiten besar.
Sektor lain yang menurut dia layak dipertimbangkan adalah semen. SMGR dan INTP masih bisa menjadi pilihan utama. Namun isu oversupply yang mulai muncul sejak tahun lalu juga patut diwaspadai. Diperkirakan, pada 2016, persediaan semen akan mencapai 9 juta ton karena adanya enam pemain asing. Namun Teguh yakin perusahaan dalam negeri bisa mengantisipasi hal tersebut.
FAIZ NASHRILLAH
Berita Terpopuler
Ini Dia Calon Pembantu Presiden Jokowi
Pelindo II Siapkan Acara Pengumuman Kabinet Jokowi
Polisi Tangkap Basah Maling Spion Mobil Mewah
Datang ke Istana, Siti Nurbaya Dites Jokowi
PM Singapura Unggah Foto Pelantikan Jokowi di FB