TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia memerintahkan Arema Cronus menghukum dirinya sendiri dalam kaitan dengan penggunaan suar (flare) oleh suporternya saat klub itu menghadapi Persipura Jayapura di Stadion Kanjuruhan, Ahad dua pekan lalu. Cara penjatuhan hukuman ini terbilang baru karena biasanya Komdis akan menjatuhkan sanksi denda berupa uangterhadap klub jika ada suporternya yang menyalakan suar di dalam stadion.
"Ini termasuk hukuman. Jadi, secara tidak langsung, Arema menjadi Komdis bagi dirinya sendiri," ucap Ketua Komisi Disiplin Hinca Pandjaitan di kantor PSSI, Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2014. Sebelumnya, Komdis meminta Arema menemukan orang yang menyalaakn suar itu. Jika pelaku itu tidak bisa ditemukan, sanksi bagi Arema adalah menggelar pertandingan tanpa kehadiran penonton dalam laga 8 besar melawan Persela Lamongan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu, 25 Oktober mendatang.
Arema lalu bisa menemukan pelaku itu dan menyerahkannya ke pihak polisi. Atas inisiatif sendiri, manajemen Arema bahkan juga membuat komitmen yang terdiri atas 15 poin.(Baca: Kalahkan Arema, Persipura Jaga Asa ke Semifinal)
Komitmen itu berisi tentang butir-butir kampanye pencegahan penggunaan suar dan edukasi bagi penonton yang diserahkan ke Komdis. Ternyata, ke-15 butir inilah yang menjadi hukuman bagi Arema agar dijalankan seluruhnya tanpa pengecualian.
Hinca mengapresiasi upaya membuat komitmen yang dilakukan oleh Arema. Menurut dia, cara seperti ini tidak saja akan mendidik para suporter sepak bola, tapi juga bisa menyelamatkan sepak bola itu sendiri. Hinca berpendapat, dibanding uang klub digunakan untuk membayar sanksi, lebih baik uang tersebut dipakai untuk mendidik suporter.
"Komitmen Malang (Arema) akan kami uji di laga nanti," ucapnya. Lebih lanjut, Komdis tidak akan hadir ke laga Arema melawan Persela untuk melihat sejauh mana perangkat pertandingan dan Aremania bisa menjalankan janji mereka.
Chief Executive Officer Arema Iwan Budianto mengatakan hukuman ini secara tidak langsung menjadi bumerang bagi manajemen dan suporter Arema. "Ini hukumannya terasa lebih berat karena kami harus melaksanakan semua komitmen yang sudah kami buat sendiri," kata Iwan.
Beberapa butir komitmen itu ialah melakukan kampanye larangan penggunaan suar, melarang semua atribut yang berbau kebencian dan ancaman, serta meningkatkan keamanan di sekitar stadion.
Media Officer Arema, Sudarmaji, menambahkan, panitia pertandingan dan pihak keamanan sudah berusaha maksimal untuk mencegah masuknya suar ke stadion dalam setiap laga kandang. Namun selalu ada saja modus baru yang dipakai oleh pelaku yang membuat panitia kecolongan.
Salah satunya ialah mengemas suar ke dalam makanan atau dibawa oleh perempuan. "Selama ini pemeriksaan terhadap penonton perempuan kurang ketat. Kami akan benahi itu," ucap Sudarmaji.
ADITYA BUDIMAN
Berita Lain
Hanya Evan Dimas yang Masuk Timnas Senior
Aksi Unik Harry Kane, Borong 3 Gol lalu Jadi Kiper
El Clasico, Begini Pengaruh Ronaldo di Madrid
Mario Balotelli, Dua Hari Dua Insiden