Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Koin Kuno Sungai Komering dari Dinasti Tang  

image-gnews
Sejumlah koin kuno yang ditemukan di sungai Komering, Palembang. TEMPO/Parliza Hendrawan
Sejumlah koin kuno yang ditemukan di sungai Komering, Palembang. TEMPO/Parliza Hendrawan
Iklan

TEMPO.CO, Palembang - Tim peneliti dari Balai Arkeologi Palembang baru saja menuntaskan penelitian atas temuan koin kuno di Sungai Komering, OKU Timur, Sumatera Selatan.

Retno Purwanti, salah seorang peneliti, memastikan koin bertuliskan aksara Cina tersebut berasal dari Dinasti Tang. Dinasti Tang merupakan satu dari tiga dinasti yang paling berpengaruh di Tiongkok. Pada masanya, penerus dari Dinasti Sui tersebut dikenal akrab dengan Kerajaan Sriwijaya.

"Dari hasil identifikasi yang kami lakukan, koin-koin itu berasal dari masa Dinasti Tang," kata Retno, Jumat, 24 Oktober 2014.

Menurut dia, kesimpulan tersebut diambil setelah tim melakukan pengamatan dan melihat secara fisik koin-koin yang ditemukan oleh penambang pasir di Desa Negeri Agung. Salah satu yang menjadi ciri koin tersebut berasal dari Dinasti Tang, "Dapat dilihat dari aksara Cina dan gambar yang tertera di salah satu sisi koin," kata Retno.

Sabtu pekan lalu, 18 Oktober, sekitar pukul 12.00 siang, Eddy Buana, pemilik tambang pasir, bersama anak buahnya secara tidak sengaja menyedot ribuan keping koin dari dasar sungai. (Baca: Arti Penemuan Koin Kuno Abad X di Sungai Komering)

Menurut Eddy, kepingan koin yang dikenal sebagai mata uang Dinasti Tang tersebut tersedot bersama dengan pasir yang keluar dari mesin penyedot. "Jumlahnya ribuan dan kami bawa ke rumah masing-masing dengan menggunakan ember besar," kata Eddy.

Temuan kuno di Sungai Komering mengingatkan pada temuan hampir serupa di perairan Bangka Belitung beberapa waktu yang lalu. Ketika itu barang-barang kuno dari Dinasti Tang ditemukan di dasar lautan bersama dengan kapal pengangkutnya. Masih menurut Retno Purwanti, selain di Sumatera Selatan, jejak Dinasti Tang ada di beberapa candi di sekitar Jogyakarta dan Jawa tengah. "Peninggalan Dinasti Tang juga ditemukan di candi Yogyakarta dan Jawa Tengah," ujar Retno.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Asosiasi Pendidik dan Peneliti Sejarah (APPS) Sumsel Dr LR Retno Susanti menjelaskan temuan koin di Sungai Komering diperkirakan berasal dari abad ke 6-9. Ketika itu koin dipergunakan sebagai alat pembayaran yang sah antara pendatang dari Cina dan Kerajaan Sriwijaya. Di tanah Komering mereka juga melakukan aktivitas dagang. "Mereka datang untuk membeli komoditas pertanian," kata Retno Susanti. (Baca: Koin Kuno Bukti Hubungan Tiongkok-Sriwijaya)

Dosen pada Universitas Sriwijaya ini mengatakan pada masa itu koin yang ditemukan dipakai untuk membayar barang-barang yang mereka bawa seperti hasil bumi, hasil hutan, dan gading gajah. Pada masa Kekaisaran Cina, gading gajah merupakan simbol status sosial.

Dalam perkiraan Retno Susanti, Sungai Komering tidak hanya menyimpan koin-koin, tetapi juga bisa emas, manik-manik, keramik. "Makanya di sana harus ada penelitian lebih lanjut," katanya.

PARLIZA HENDRAWAN


Berita Terpopuler
Akhirnya, Nama 34 Menteri Kabinet Jokowi Rampung

Calon Menteri Dilabel Merah, Jokowi Tepok Jidat

Menggilai Aktris, Anak Jokowi Malah Ditaksir Gay

Rahasiakan Nama Menteri, JK Main Kucing-kucingan

Takut Dijebak, PDIP Emoh Setor Nama Anggota Fraksi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

2 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

3 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

6 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

7 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

8 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

24 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

52 hari lalu

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


Atasi Inflasi, Pemprov Sumsel Gelar Pasar Murah

25 November 2023

Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Agus Fatoni saat membuka Operasi Pasar Murah yang digelar di halaman Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (24/11/2023).
Atasi Inflasi, Pemprov Sumsel Gelar Pasar Murah

Operasi pasar murah diimbau tidak hanya di Pemprov tetapi juga diadakan di Kabupaten dan Kota


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.