TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat energi Marwan Batubara menyarankan Presiden Joko Widodo memilih Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang mumpuni di bidang energi. "Kita banyak masalah di bidang energi, butuh menteri dengan pengalaman yang mumpuni dan komprehensif. Tidak cuma gas saja," kata dia saat dihubungi Tempo, Sabtu, 25 Oktober 2014.
Nama Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Hendi Prio Santoso disebut-sebut bakal menjadi Menteri ESDM. Sebelum duduk di pucuk pimpinan PGN, Hendi malang melintang di sejumlah lembaga keuangan asing, seperti JP Morgan dan Citibank.
Menurut Marwan, kemampuan dan pemahaman di sektor energi adalah syarat mutlak sebagai Menteri Energi. Sebab Kementerian ini mengurusi pula masalah listrik, mineral, batu bara dan energi terbarukan. "ESDM adalah kementerian vital, strategis, dan melibatkan banyak aspek."
Hendi Prio Santoso yang lahir di Jakarta pada 5 Februari 1967 merupakan pemegang gelar BBA di bidang keuangan dan ekonomi, Universitas Houston, Texas, Amerika Serikat. Dia meniti karier di Bank Niaga, Citibank, Bahana, JP Morgan, sebelum akhirnya menjabat sebagai Direktur Utama PGN sejak 2008.
Dalam tulisan yang pernah dimuat oleh Tempo, Hendi diduga terlibat kasus percaloan volume gas. Hal ini menjadi alasan yang melatarbelakangi pencopotan Michael Baskoro dari kursi direktur pengusahaan perusahaan gas pelat merat tersebut pada dua tahun lalu. Baskoro, yang mengungkapkan kasus tersebut, telah melaporkan Hendi kepada Dewan Komisaris PGN sejak awal Desember 2011. (Baca: Baskoro Temukan Kasus Calo Gas Libatkan Dirut PGN)
Baca Juga:
Hendi diduga memfasilitasi Paul Hahijary, Komisaris PT PGas Solution (anak perusahaan PGN), untuk berbisnis dengan pelanggan PGN di Jawa Timur yang ingin menambah volume gas. Kerja sama ini "dibungkus" dengan judul jasa layanan penghematan gas oleh PT Ragi Mandiri Sejahtera--perusahaan yang dinahkodai ipar Paul, Petor Mogot. (Baca: Komisaris Utama PGN Pernah Minta Baskoro Mundur)
Rupanya penghematan yang dimaksud bukan menggunakan gas lebih sedikit dari biasanya, tetapi mengupayakan agar pelanggan tersebut mendapat kontrak gas lebih tinggi. Singkat kata, bisnis yang dijalankan oleh Ragi Mandiri tak lebih dari makelar gas. Hingga Oktober tahun lalu, sejak beroperasi April 2011, Ragi sedikitnya bisa meraup lebih dari Rp 900 miliar dan mengurangi potensi pendapatan PGN hingga Rp 2,97 miliar. (Baca: Konflik PGN Penyebab Pencopotan Jabatan Baskoro)
Saat itu, Hendi menolak berkomentar soal temuan ini. Namun, Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup mengatakan Komite Audit telah memeriksa kasus tersebut dan tak menemukan adanya dugaan pelanggaran oleh pejabat PGN.
ALI HIDAYAT | AGOENG WIJAYA
Berita Terpopuler
3 Calon Ini Lantang Menolak Jadi Menteri Jokowi
Ini Beberapa Calon Baru Kabinet Jokowi
Presiden Jokowi dan Istananya yang Tak Ramah