TEMPO.CO, Bandung - Persib Bandung kembali meminta suporternya, Bobotoh, tidak menyalakan suar (flare) atau mercon serta berbuat rasis. Sebab, Persib terancam mendapat sanksi lebih berat dari Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia menyusul terjadinya insiden yang melibatkan Bobotoh dalam laga Persib versus Persebaya di Surabaya, 22 Oktober lalu.
Jika ada Bobotoh yang melakukan pelanggaran serupa saat Persib menjamu Mitra Kukar di Stadion Si Jalak Harupat, Ahad, 26 Oktober 2014, hampir dipastikan hukuman yang diterima Persib dari Komdis PSSI lebih berat ketimbang sanksi menggelar laga tanpa penonton di kandang. (Baca juga: Gelandang Persib: No Problem Kukar Tampil Ngotot)
"Ancamannya kan Persib akan dikurangi poin. Kalau dikurangi poin, kalau menang tapi digugurkan, siapa yang rugi? Yang paling berat bagi kami adalah sampai kena sanksi pengurangan poin dan dibatalkan kemenangan kami. Itu paling berat,"ujar pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman, Sabtu, 25 Oktober 2014.
Ia mengatakan Persib dan pengurus Bobotoh sejatinya sudah mengingatkan para suporter Maung Bandung sejak dulu agar mematuhi peraturan. Namun selalu saja ada pendukung yang bertindak rasis, menyalakan suar, melakukan pelemparan, dan berkelahi.
“Kalau mau mendukung dan membantu Persib, tolonglah jangan berulah yang tidak sesuai aturan. Karena (jika kena sanksi) kita sendiri akhirnya yang rugi," ujar Djadjang.
Seperti dilansir laman resmi Persib, merespons pelanggaran yang dilakukan Bobotoh dalam laga Persib melawan Persebaya, Komdis PSSI akhirnya memutuskan laga Maung Bandung versus Mitra Kukar tetap dapat disaksikan penonton dengan syarat.
Syarat tersebut yakni panitia pelaksana laga harus mampu menggelar pertandingan yang bersih dari suar, tindakan rasis, dan pelemparan botol selama laga. Jika pelanggaran terjadi, Komdis PSSI akan menjatuhkan sanksi pengurangan tiga poin terhadap Persib.
ERICK P. HARDI
Berita lain:
Agus Suhartono, Calon Menko Kemaritiman
Lima Pusat Belanja Eksotis di Dunia
Kontras Pertanyakan Kinerja Tim Transisi Jokowi