TEMPO.CO, Yogyakarta - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo tetap mempertahankan posisi Lukman Hakim Saifuddin sebagai Menteri Agama dalam kabintenya.
"Adanya Lukman memberi kesejukan tersendiri dalam penyusunan kabinet yang riuh ini," kata rohaniwan Yogyakarta yang juga Wakil Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Gunungkidul, pendeta Christiana Riyadi, kepada Tempo, Senin, 27 Oktober 2014. (Baca: KPK Tidak Jamin Menteri Jokowi Bersih Korupsi)
Riyadi menuturkan elite Partai Persatuan Pembangunan itu, meskipun berasal dari partai berasas Islam, dipandang memiliki kepekaan besar terhadap isu-isu toleransi dan keberagaman yang sampai hari ini menjadi persoalan di Tanah Air. "Kami mencatat betul beliau saat pertama dilantik (menggantikan Suryadharma Ali di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) langsung memanggil kelompok minoritas untuk berdialog. Itu tindakan sepele, tapi care betul," ujarnya.
Peran Lukman dalam mewujudkan hidupnya toleransi lebih nyata di Indonesia dipercaya akan lebih maksimal dengan duduk dalam Kabinet Kerja Jokowi mendatang. "Kami berharap agama dan kepercayaan tidak lagi ditangani negara dengan pendekatan keamanan, sedikit-sedikit menggunakan polisi untuk menyelesaikan persoalan," katanya. (Baca: ICW Ajak Waspadai Menteri Asal Partai)
Sebab, dengan pendekatan keamanan itu, Riyadi melanjutkan, yang menjadi korban justru kelompok minoritas terus. "Kami mengharapkan pendekatan kemanusiaan agar ada rasa aman setiap warga negara menjalankan ibadahnya sepanjang tak mengganggu kepentingan umum," ujarnya.
Riyadi menurutkan, pasca-Reformasi bergulir, kehidupan beragama di Tanah Air seperti mengalami stagnasi dan cenderung mengalami kemunduran. Ia pun melihat di kalangan akar rumput muncul istilah agama atau kepercayaan resmi dan tak resmi. "Kami berharap ada ruang dialog lebih luas dan pendekatan kemanusiaan yang lebih diutamakan," tuturnya.
Dalam kehidupan masyarakat majemuk di Yogya, misalnya, Mei 2014 lalu, Riyadi sempat merasakan pahitnya ketika semangat toleran ini belum dimaknai bersama. Dengan demikian, masih timbul sikap saling curiga. (Baca: Daftar Lengkap Menteri Kabinet Kerja Jokowi)
Saat itu ribuan umat kristiani dari 200 gereja yang berasal dari enam provinsi di wilayah Jawa gagal menggelar perayaan Paskah tingkat nasional 2014 di Kabupaten Gunungkidul dalam satu lokasi terbuka. Pihak kepolisian setempat tak mengizinkan adanya perayaan Paskah itu karena adanya tekanan dari sebuah organisasi masyarakat keagamaan. Mereka meminta panitia perayaan Paskah memecah perayaan di delapan gereja berbeda yang jaraknya berjauhan.
Sekretaris Gerakan Ahmadiyah Indonesia Lahore Yogyakarta, Mulyono, sebelumnya juga berharap kabinet yang dipilih Jokowi mengakomodasi sosok pluralis yang bisa menjamin kehidupan keberagaman dalam masyarakat majemuk. "Pak Lukman orang yang layak dipertahankan di kabinet Jokowi," ujar Mulyono.
PRIBADI WICAKSONO
Baca juga:
KPK Tidak Jamin Menteri Jokowi Bersih Korupsi
Sinar Matahari Lambatkan Penambahan Berat Badan
Pelantikan Kabinet Kerja, Susi Mau Pakai Baju Kerja
Puan Lebih Pas Jadi Menteri Sosial Dahulu