TEMPO.CO , Jakarta:Meski tak lagi menjadi menteri tidak membuat Linda Amalai sari Gumelar vakum dari kegiatannya. Jumat, 24 Oktober Linda tampak masih menjadi sosok dan tokoh penting untuk bicara soal kanker payudara di Jakarta. Wanita kelahiran Bandung, Jawa Barat, 15 November 1951 ini memang menjadi volentir kanker payudara berdasarkan pengalamannya. (Baca: Pensiun Menteri, Linda Santai dengan Keluarga)
"Sekarang perempuan manapun bisa terkena kankr payudara. Enggak mesti yang hidupnya mewah atau orang kaya. Penyakit ini sudah mulai menyerang siapapun karena pola hidup yang salah, rokok, alkohol, stres dan polusi. Ayo perempuan Indonesia mesti cerdas dan pintar untuk terhindar dari penyakit yang mematikan ini," ajak Linda semangat.
Istri Jenderal Agum Gumelar ini mengingatkan supaya kaum Hawa mengubah mindset alias pemikirannya supaya terhindar dari penyakit ini. Linda engutip berdasarkan catatan kesehatan saat ini Indonesia dengan penderita kanker payudara sekitar 13 ribu orang.
"Jumlah ini tentunya akan bertambah banyak, bila wanita tidak peduli untuk hidup sehat. Sekarang banyak wanita mulai melakukan sadari atau pemeriksaan buah dadanya sendiri untuk mengatasinya."
Mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia ini berharap gerakan perempuan sadari kanker payudara bukan sebatas slogan atau omongan.
"Saya sih yakin dan optimis, dengan acara begini, kampanye yang menampilkan para sukarelawan untuk mau berbagi cerita mengatasi kanker payudara akan menjadi inspirasi bagi perempuan lain. Yang sudah sakit akan termotivasi pulih, yang belum sakit akan berusaha hidup sehat. Pokoknya cara berpikir harus positif. Dengan pemeriksaan sedini mungkin, manfaatnya banyak yaitu tidak ke luar biaya banyak, kemudian mendapat dukungan dari keluarga dan lingkungan terdekat. Pokoknya perempuan harus bersatu cegah kanker," ungkap Linda panjang lebar bersemangat.
Linda juga menuturkan kebahagiaannya menyaksikan kini banyak bermunculan komunitas dan sukarelawan peduli kanker bahkan melakukan tugas untuk pedampingan para penderita. "Wanita itu multitasking dan sifatnya selalu berkomunal dengan gerakan bersama. Kegiatan ini bisa dilakukan dari lini yang terkecil hingga yang terbesar ," kata Linda. (Baca: Linda Gumelar Kecam Aturan Poligami Lombok Timur)
HADRIANI P
Terpopuler
Dihantam Badai Himalaya, Nizar Tak Kapok Mendaki
Dua Penyakit Mengintai Saat Naik Gunung
Ini Tantangan Pendaki Himalaya Saat Badai
Makanan Ini Wajib Ada Saat Mendaki Gunung