TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Rahmat Gobel mengatakan akan mencari pangkal persoalan produk domestik yang kalah digempur produk impor. “Kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian dan Pertanian untuk menemukan pangkal persoalan,” katanya setelah acara serah terima jabatan di Auditorium Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin malam, 27 Oktober 2014.
Rahmat mengaku belum menyiapkan strategi jitu menangkal produk impor. Yang ingin ia lakukan adalah menggali dan menemukan faktor kalahnya produk domestik kepada pelaku usaha dan asosiasi. “Kami harus banyak bicara dengan Kadin dan Apindo,” ujarnya. (Baca: Grogi, Rahmat Gobel Salah Sebut Kemendag)
Rahmat mengatakan kebijakan impor tidak boleh dianggap enteng tanpa memikirkan solusi lain. Ia tidak ingin ketika harga suatu produk tinggi, kemudian satu-satunya jalan keluar yaitu dengan impor. “Ini yang mau saya pelajari.”
Jalan keluar untuk tidak mengandalkan impor adalah meningkatkan kualitas produk domestik. Dalam hal ini, Rahmat berfokus meningkatkan nilai tambah pada produk pangan. "Ini berkaitan dengan krisis pangan," katanya. Menurut dia, Indonesia tidak boleh lagi bergantung pada ekspor produk mentah.
Peningkatan nilai tambah juga menjadi solusi untuk meningkatkan ekspor. Tingginya ekspor akan menekan defisit neraca perdagangan yang memburuk di akhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Rahmat berencana membentuk trading house. Sebagai contoh, ekspor produk mebel Indonesia tertinggal dari Vietnam karena masalah inefisiensi di pabrik-pabrik. Dengan trading house, kebutuhan bahan baku lebih terjamin.
Arahan Presiden Joko Widodo untuk membangun iklim perdagangan dalam negeri dengan membangun 5.000 pasar dengan pengaturan sistem dan logistik yang baik serta diversifikasi pasar. “Kita harus meningkatkan pelaku pasar bukan sekadar fasilitas saja, tetapi kita atur hingga perdagangan dalam negeri berjalan,” kata Rahmat yang juga Presiden Direktur PT Panasonic Gobel Indonesia. (Lihat: Pabrik Gabah Rahmat Gobel Mampu 150 Ribu Ton)
Diplomasi perdagangan juga harus ditingkatkan di forum dunia, seperti negara-negara Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dan Organisasi Pangan Dunia (WTO). Indonesia akan berpartisipasi dalam tiga forum itu ditambah G-20 di tahun mendatang.
PRIO HARI KRISTANTO
Berita Terpopuler
Daftar Lengkap Menteri Kabinet Kerja Jokowi
Pengamat Sesalkan Jokowi Pilih Ryamizard
Pengepul Ikan Ini Jadi Menteri Kelautan
Tujuh Pertanyaan Ibas kepada Jokowi
LIVE: Pengumuman Kabinet Jokowi