TEMPO.CO, Jakarta - Wasit yang memimpin pertandingan Liga Indonesia Divisi Utama, PSIS Semarang melawan PSS Sleman di lapangan militer Akademi Angkatan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, Ahad lalu, menyayangkan sikap kedua tim yang sengaja melakukan gol bunuh diri dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan PSS Sleman itu.
"Sebagai insan sepak bola, saya ikut malu," kata wasit utama pertandingan itu, Hulman Simangunsong, saat menghadiri sidang Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di kantor PSSI, Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa, 28 Oktober 2014.
Hulman mengaku ia tak bisa menghentikan pertandingan kendati sejak menit ke-87 laga itu sudah berjalan tidak normal karena gol-gol bunuh diri yang sengaja dilakukan pemain kedua klub itu. "Peraturan tidak membolehkan kami menghentikan pertandingan jika penyebabnya adalah gol-gol bunuh diri," kata dia. "Kami harus bertindak sesuai aturan."
Gol-gol bunuh diri yang dilakukan kedua tim diduga kuat didorong keinginan mereka untuk menghindari pertemuan dengan Borneo FC di babak semifinal Divisi Utama. Gol-gol itu terjadi secara berurutan mulai menit 87 hingga 90+1. Dua gol pertama dicetak pemain PSS Sleman ke gawangnya sendiri sedangkan tiga gol berikutnya dicetak pemain PSIS ke gawangnya sendiri.
Kejadian ini mirip pertandingan Divisi Utama Perserikatan Liga Indonesia musim 1987-1988 Persebaya Surabaya melawan Persipura Jayapura. Di pertandingan tersebut, Persebaya sengaja mengalah dengan skor 0-12. Sejak itu, istilah 'sepak bola gajah' kerap dikaitkan dengan pertandingan macam itu.
GADI MAKITAN
Baca juga:
Ronaldo Jadi Pemain Terbaik La Liga
Datangi Kantor Luhut, Andi Klaim Lakukan Rapat
Desain Sebastian Gunawan Terinspirasi Lukisan
Sertijab, Puan dan Suami Kompak Pakai Batik