TEMPO.CO, Malang-Komunitas seniman dari 10 organisasi memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan menggelar pentas puisi di Alun-Alun Tugu Kota Malang, Selasa, 28 Oktober 2014. Pentas bertema "28 Menit Puisi Bahasa Diam" itu diikuti 28 perupa, seniman tari, penyair dan seniman teater. "Puisi bukan hanya rangkaian kata-kata, tapi juga gerak dan bahasa tubuh, termasuk berdiam diri," kata koordinator seniman, Ecik Wijaya.
Para pelaku seni yang sebagian besar masih berusia muda itu larut dalam penampilan. Mengawali atraksinya, mereka mengibarkan bendera merah putih sembari menyanyikan lagu Padamu Negeri disusul membacakan naskah Sumpah Pemuda. Setelah itu mereka bergerak, berlari dan diam di satu titik.
Baca Juga:
Selama 28 menit para seniman tersebut mengucapkan bahasa lewat gerak tubuh. "Pesan yang ingin disampaikan, seorang pemuda dalam mengerjakan sesuatu harus total. Jangan setengah-setengah," kata Ecik. (Baca berita lain: Hari Sumpah Pemuda, Ini Pesan Ahok bagi Kaum Muda)
Seorang pemuda, ujar Ecik, harus bergerak cepat dan berperan aktif dalam masyarakat serta menghindari kegiatan-kegiatan yang negatif. Di sela-sela atraksi, para perupa menampilkan kemampuannya melukis dalam berbagai aliran, baik abstrak atau surealis. "Saya melukis topeng khas Malang," kata Arifin, salah seorang perupa. (Baca: 56 Perupa Melukis di Atas Kulit Kayu di Papua)
Arifin melukis secara spontan sesuai tema. Melalui lukisannya ia berpesan kepada pemuda untuk melakukan sesuatu yang terbaik sesuai kemampuan dan kapasitasnya. Usai pementasan selama 28 menit, mereka menyanyikan lagu Kebyar-kebyar sebagai penutup.
Pementasan yang memadukan seni lukis, teater dan puisi ini dilakukan untuk mengajak anak muda agar mencintai seni dan budaya bangsa serta mengekpresikan diri secara jujur apa adanya. Mereka juga mengkritik pemerintah yang selama ini dinilai kurang memperhatikan pemuda. (Baca juga: Teater Koma Gelar Pentas Demonstran)
EKO WIDIANTO
Terpopuler:
Cakra Khan: "Ibu Susi Nyentrik dan Modis"
Susi Pudjiastuti Jadi Menteri, Cakra Khan Bangga
Oscar Lawalata Jatuh Cinta dengan Tenun Timor
Jadi Diri Sendiri Ala Tri Handoko