TEMPO.CO, Jombang - Dana kredit usaha rakyat (KUR) yang disalurkan melalui Bank Jatim cabang Jombang disinyalir mengalir ke kantong politikus, pengusaha, dan pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat. "Digunakan untuk kepentingan bisnis dan politik," kata Ketua Forum Rembug Masyarakat Jombang (FRMJ) Joko Fattah Rachim, Rabu, 29 Oktober 2014.
Dana KUR yang disalurkan pada 2011-2012 tersebut dalam perjalanannya bermasalah dan macet. Salah satu lembaga penjamin kredit, PT Asosiasi Kredit Indonesia (Askrindo), tidak mau menjamin klaim dari Bank Jatim karena diduga ada permainan antara manajemen bank dan sejumlah pihak yang menyebabkan kredit menjadi macet dan berpeluang diklaimkan.
FRMJ melaporkan dugaan tindak pidana pencucian uang dalam kasus KUR tersebut ke Kepolisian Resor Jombang tahun 2012 dan dilimpahkan ke Polda Jawa Timur dua tahun kemudian. Namun, hingga kini, belum ada perkembangan penyelidikan. (Baca lainnya: SBY: PNPM Mandiri dan KUR Angkat Ekonomi Rakyat)
Menurut Fatah, dana yang ditilap itu digunakan untuk beragam bisnis, dari membeli alat-alat berat hingga untuk modal koperasi simpan pinjam. "Ada juga yang digunakan untuk modal pencalegan," katanya.
Politikus, pengusaha, dan pengurus APTR berperan sebagai makelar pelobi bank agar meloloskan pengajuan kredit masyarakat. "Padahal banyak syarat administrasi yang direkayasa. Jaminannya juga tidak layak," ujarnya.
Ia mencontohkan, luas lahan tebu milik penerima KUR digelembungkan dari 5 hektare menjadi puluhan hektare. Tujuannya, agar dana KUR yang besarnya Rp 300-500 juta per orang segera cair. Namun, setelah cair, para makelar berebut meminta bagian. "Ada yang cair Rp 500 juta, tapi penerima kredit tinggal dapat Rp 40 juta. Sisanya diminta makelar," tutur Fattah. (Baca juga: April, Realisasi KUR BRI Capai Rp 96,5 Triliun)
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jombang, Andik Basuki Rahmat, membantah ikut menyalahgunakan dana KUR. Ia tak menampik salah satu penerima dana KUR adalah istrinya sebesar Rp 300 juta. "Atas nama istri saya," katanya.
Ketua APTR Pabrik Gula Djombang Baru Basyarudin juga membantah menikmati dana KUR. "Tidak sepeser pun dana KUR yang diterima petani masuk ke pengurus APTR," ujarnya. Menurut dia, petani tebu belum bisa mengangsur pengembalian kredit akibat anomali cuaca dan impor gula. "Sehingga penghasilan petani turun dan gula lokal tidak laku," tuturnya. (Baca: Jatah Kredit Usaha Rakyat Naik Rp 6 Triliun)
ISHOMUDDIN
Terpopuler:
Hina Jokowi di FB, Tukang Tusuk Sate Ini Ditahan
Tak Mau MA Dipenjara, Keluarga Minta Bertemu Jokowi
Penghina Jokowi di Facebook Unggah Gambar Cabul
Tukang Sate Penghina Jokowi Dibela Netizen
Ini Pemicu Kericuhan dalam Rapat Paripurna DPR