TEMPO.CO, Tokyo: Dampak bencana alam yang merusak fasilitas pembangkit nuklir Fukushima pada tahun 2011 tidak membuat Jepang kapok. Jepang berencana memulai lagi operasional PLTN lain yang sebelumnya sempat dimatikan. Satsumasendai, kota di bagian tenggara Jepang, menjadi yang pertama mendapatkan persetujuan dewan kota untuk menyalakan lagi pembangkit nuklir mereka.
Satsumasendai yang dihuni 100 ribu penduduk itu mempunyai fasilitas pembangkit nuklir dengan dua reaktor milik Kyushu Electric Power Co. Kota itu terletak 1.000 kilometer di sebelah tenggara Tokyo. (Baca: Zat Radioaktif Pembangkit Fukushima Bocor)
Seperti diberitakan Reuters, 28 Oktober 2014, sebanyak 19 dari 26 anggota dewan kota Satsumasendai sepakat untuk menyalakan kembali pembangkit nuklir Sendai. Empat orang anggota dewan menolak rencana aktivasi sementara tiga lainnya memilih abstain.
Dewan kota Satsumasendai sudah sepakat namun operasional pembangkit nuklir di sana harus menunggu izin keamanan di bawah peraturan baru. Sejak tragedi Fukushima, pemerintah Jepang membuat aturan tentang pembangkit nuklir yang lebih ketat. Kyushu Electric sendiri juga harus lulus pemeriksaan keamanan operasional sebelum menjalankan PLTN mereka. (Baca: Jepang Melarang Penduduk Sekitar Fukushima Minum Air)
Rencana mengaktifkan kembali reaktor nuklir ternyata ditentang oleh warga Jepang. Warga Ichikikushikino, kota yang terletak kurang dari lima kilometer dari fasilitas nuklir Sendai, membuat penyataan berisi penolakan terhadap aktivasi reaktor. Lebih dari separuh penduduk kota yang berjumlah 30 ribu itu menandatangani petisi penolakan.
Organisasi lingkungan Greenpeace juga mempertanyakan keputusan tentang kesepakatan mengaktifkan kembali fasilitas nuklir. Aktivis Greenpeace Jepang menyatakan banyak pertanyaan tentang faktor keselamatan yang belum terjawab. "Hal itu harus disampaikan kepada publik dan mereka yang lingkungan dan kehidupannya terancam oleh aktivasi reaktor Sendai," kata Ai Kashiwagi, juru kampanye nuklir Greenpeace Jepang. (Baca: Inilah Lima Bencana Nuklir Terburuk Dunia)
Jepang memiliki 48 reaktor nuklir. Semua reaktor itu langsung dimatikan menyusul kerusakan parah di Fukushima yang disebut sebagai bencana nuklir terburuk sejak peristiwa Chernobyl pada 1986. Fasilitas nuklir Fukushima yang terletak 220 kilometer sebelah timur laut Tokyo rusak akibat gempa bumi dan tsunami. Peristiwa itu menyebabkan lebih dari 160 ribu penghuni kota dievakuasi. Partikel radioaktif yang bocor dari reaktor mengkontaminasi air, udara, dan sumber makanan di wilayah tersebut.
Akibat bencana itu Jepang terpaksa mengimpor bahan bakar fosil untuk mengganti energi nuklir yang hilang. Selama ini nuklir memasok 30 persen kebutuhan energi di Jepang. Dalam Forum Pemimpin Dunia September lalu, Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan Jepang kini benar-benar tergantung pada bahan bakar fosil. Namun Abe memastikan rencana pengaktifan reaktor nuklir tidak akan dilakukan sampai ada jaminan keamanan penuh.
REUTERS | NEWSDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA
Baca juga:
'Alhamdulillah Saldi Isra Tak Jadi Menteri Jokowi'
Dipisah, Kemendikud Tak Berubah Nama
Masyarakat Tulungagung Tolak Pendeklarasian FPI
Tak Lulus SMA, Susi Ogah Jadi Cleaning Service
Menteri Ini Ogah Disapa 'Pak Menteri,' Siapa Dia?