TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan belum bisa menjelaskan rencana jangka pendeknya pada hari keduanya menjabat menteri. "Pemikiran saya, diinventarisasi dulu tantangan-tantangan apa yang kritis. Itu harus dipecahkan dulu," katanya di kantornya, Selasa malam, 28 Oktober 2014. (Baca: Jonan: Kalau Gagal, Saya Pergi)
Jonan sudah bertemu dengan para pejabat di tingkat eselon I dan II. Setelah silaturahmi dengan mantan Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan, Jonan akan melakukan rapat kerja. Ia menjelaskan, berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, tidak ada istilah visi menteri. (Baca: Risma Senang Jonan Jadi Menteri Perhubungan)
"Adanya visi presiden sebagai kepala eksekutif," ujarnya. Jonan menuturkan menteri berperan melaksanakan tugas operasional. Dari sektor perhubungan, tutur dia, yang menjadi fokus besar adalah memperbaiki perizinan.
Fokus lainnya yaitu mendorong perbaikan transportasi untuk orang dan barang. Caranya, kata Jonan, dengan membuat target realistis, bukan target pembangunan tertentu. Dia memberi contoh, kementerian dapat menetapkan target kapasitas dalam kurun waktu tertentu.
"Misalnya, kereta nanti pada 2019 jumlah penumpangnya empat juta, dari 1,5-1,8 juta," ujar Jonan. Selanjutnya, pemerintah melihat apa yang bisa dilakukan Kementerian dan apa yang menjadi porsi tanggung jawab operator. Lalu, Kementerian akan mengundang operator untuk berdiskusi. "Goal-nya harus konkret," tuturnya.
MARIA YUNIAR
Berita Terpopuler
Hina Jokowi di FB, Tukang Tusuk Sate Ini Ditahan
Eva Sundari Kecewa Tak Jadi Menteri Jokowi
Ditawari Tiga Pos, Kenapa Tjahjo Pilih Kemendagri?
Paripurna DPR Ricuh, Meja Rapat Digulingkan
Dulu Harta Ryamizard Rp 3,5 Miliar, Sekarang....
Jatah Menteri Jokowi dari IPB dan ITB Tergerus