TEMPO.CO, Jalur Gaza - Pemerintah Mesir meminta warga yang tinggal di sepanjang perbatasan timur Jalur Gaza untuk mengungsi menyusul rencana pembangunan parit raksasa guna menghentikan penyelundupan senjata dan perdagangan oleh milisi antara Mesir dan Palestina.
Dikutip dari AP, Selasa, 28 Oktober 2014, rencana ini dipatenkan setelah sejumlah milisi menyerang sebuah pos militer dan menewaskan sedikitnya 31 tentara di Semenanjung Sinai. Pihak berwenang juga akan menutup batas persimpangan Gaza yang menjadi satu-satunya bagian non-Israel yang sering dilalui oleh masyatakat umum. (Baca: Dihambat Masuk Gaza, Makarim Kecewa pada Israel)
"Zona penyangga ini akan mencangkup parit berisi air untuk menghentikan penggalian terowongan. Ukurannya dibangun dengan lebar 500 meter dan panjang hingga 13 kilometer," kata seorang pejabat Mesir.
Perwira Angkatan Darat memberi batas waktu hingga 48 jam untuk mengevakuasi, tapi warga sempat menolak perintah itu. Saat ini warga masih bernegosiasi dengan pejabat lokal untuk meminta perpanjangan waktu sebelum rumah mereka dihancurkan. (Baca: Rekonstruksi Gaza Dapat Sumbangan Rp 65 Triliun)
Sejak penggulingan Presiden Mesir Muhammad Mursi Islam tahun lalu, serangan milisi terhadap pasukan keamanan di Sinai utara terus meningkat. Pembangunan zona penyangga ini diharapkan dapat mencegah upaya penyerangan yang dapat memunculkan konflik serius yang dapat merugikan Mesir.
RINDU P. HESTYA | AP
Berita Lain:
Setop Selfie demi Kesehatan Anda
Dalam 24 Jam, KPK Spanyol Tangkap 51 Koruptor
Bahaya Ebola, Australia Setop Berikan Visa Migrasi