TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Zambia, Michael Sata, meninggal pada Selasa malam, 28 Oktober 2014, di Rumah Sakit Raja Edward VII, London. Menurut stasiun televisi Muzi dan laporan dari Zambia yang dilansir dari Reuters pada 29 Oktober 2014, pemimpin Zambia itu meninggal pada usia 77 tahun setelah menjalani pengobatan untuk penyakit yang tidak diungkapkan ke media. Informasi tersebut dibenarkan oleh pemerintah Zambia yang segera mengumumkan berita duka.
Untuk jangka dekat, Sata akan digantikan sementara oleh Menteri Pertahanan Edgar Lungu atau Wakil Presiden Guy Scott, yang akan menjadi kepala negara kulit putih pertama di Zambia sejak pimpinan F.W. de Klerk pada tahun 1994.
Konstitusi mengatakan pemilihan presiden yang baru bisa dilaksanakan dalam waktu 90 hari, dan itu menyebabkan Scott tidak dapat menjadi presiden karena terhalang masalah kewarganegaraan.
Sata meninggalkan Zambia untuk perawatan kesehatan di luar negeri sejak 19 Oktober 2014, ditemani istri dan anggota keluarga yang lain. Tidak ada informasi lebih lanjut dari pemerintah Zambia secara resmi tentang kondisi Sata setelah berangkat dan perkembangan pemerintahan di bawah kepemimpinan Lungu.
Kesehatan Sata terus menurun sejak menghilang dari mata publik pada Juni tanpa penjelasan dan kemudian dilaporkan mendapatkan perawatan medis di Israel. Sata melewatkan pidato Sidang Umum PBB yang dijadwalkan pada September saat ia jatuh sakit di hotel New York.
"Aku tidak mati," canda Sata setelah siuman saat menghadiri pembukaan parlemen di Lusaka. Setelah itu, Sata tak pernah terlihat di depan umum hingga kabar meninggalnya muncul.
INTAN MAHARANI | REUTERS
Baca juga:
Ahok Sayangkan Tiga 'Orang Baik' Tak Jadi Menteri
Penghina Jokowi di Facebook Unggah Gambar Cabul
Menteri Susi dan Cerita Keras Kepalanya
Cara Menteri Susi Relaksasi