TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Sarwo Handayani mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membahas penjajakan kemungkinan kerja sama evaluasi masterplan penanganan banjir di Ibu Kota. Rencana tersebut muncul dari kunjungan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd F. de Zwaan, ke Balai Kota. "Kami bicarakan kemungkinan kerja sama," ujar Yani di Balai Kota, Kamis, 30 Oktober 2014.
Yani menuturkan kerja sama evaluasi dipilih lantaran Jakarta sebenarnya lebih membutuhkan penataan di bagian hulu ketimbang di wilayah hilir. Perbanyakan waduk sebagai kantong-kantong air di bagian hulu menjadi prioritas utama Jakarta untuk menahan banjir. Di bagian hilirnya, Jakarta memanfaatkan waduk, pompa, dan pengerukan sungai untuk menampung air. (Baca: 125 Kelurahan di Jakarta Rawan Banjir)
Sedangkan Belanda yang menganut prinsip living in harmony with water itu, kata Yani, lebih berpengalaman menangani kondisi daratan yang permukaannya lebih rendah daripada permukaan laut melalui pembangunan tanggul. Dari pertimbangan tersebut, ujar dia, opsi kerja sama lain yang bisa dijalin dengan Negeri Kincir Angin yakni pembangunan tanggul laut raksasa pada proyek pengembangan wilayah pesisir utara Jakarta.
Selain itu, tutur Yani, kerja sama dalam bentuk pendidikan mahasiswa Indonesia mengenai pengelolaan air juga sangat mungkin dilakukan. Menurut Yani, kerja sama ini bisa dimulai dengan kajian ulang rencana pelaksanaan proyek National Capital Integrated Coastal Development tahap B berupa pembangunan tembok bergambar garuda di laut dalam.
Pada tahap ini, penerapan sistem pompa yang digunakan di Kota Rotterdam dianggap sesuai dengan kontur daratan di Jakarta bagian utara. "Kami akan kaji lagi kesesuaiannya," kata Yani.
LINDA HAIRANI
Berita Terpopuler
Foto Porno Ini Bikin Penghina Jokowi Ditangkap
Dropout SMA, Ini Catatan Akademik Menteri Susi
Cerita Susi Ngotot Pakai Helikopter ke Seminar