TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Hinca Panjaitan mengkritik wasit yang memimpin pertandingan PSS Sleman melawan PSIS Semarang, Hulman Simangunsong, karena dia tidak menghentikan laga sekalipun kedua tim menampilkan permainan aneh. Dalam pertandingan yang berlangsung Ahad, 26 Oktober 2016, dan berakhir 3-2 untuk kemenangan PSS Sleman itu semua gol berstatus gol bunuh diri.(Baca: Klub Pelaku Sepak Bola Gajah Didiskualifikasi )
"Wasit seharusnya melindungi integritas sepak bola," kata Hinca kepada wartawan di kantor PSSI Selasa malam, 29 Oktober 2014. "Bagaimana mungkin Anda melihat sesuatu yang buruk telah berlaku, dan Anda memiliki pluit, tapi Anda tidak melakukan penghentian itu."
Menurut Hinca, perilaku kedua tim menciderai nilai-nilai yang tertera dalam Code of Conduct (tuntunan perilaku) Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola (FIFA). Salah satunya prinsip dalam tuntunan itu adalah setiap tim seharusnya bermain untuk menang.
Sedangkan Wasit Hulman memiliki argumen soal kenapa ia tak menghentikan pertandingan tersebut. "Regulasi menyatakan kami tidak bisa menghentikan pertandingan jika bukan karena force majeure (kejadian di luar kendali) atau pemain kurang dari tujuh," kata dia.(Baca: Jejak Sepak Bola Gajah dalam Sepak Bola Indonesia)
Komisi Disiplin memutuskan memberi rekomendasi kepada Komite Wasit agar Hulman dibebastugaskan sampai Komisi Disiplin selesai melakukan investigasi atas kasus ini. Hulman pun menerima keputusan ini dengan lapang dada. "Memang tidak elok rasanya, jika sementara pemain diinvestigasi, saya tetap menjalankan tugas," ujar Hulman saat dihubungi Tempo, Rabu, 29 Oktober 2014. "Saya kan juga bagian dari pertandingan itu."
GADI MAKITAN
Berita Lain
Drogba Bikin Gol Lagi, Chelsea Kalahkan Shrewsburry
Balotelli Antar Liverpool Singkirkan Swansea
Semen Padang Tersingkir, Pendukung Rusuh
Semen Padang: Ada Konspirasi Menangkan Arema