Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Air Sudah Ada Sebelum Tata Surya Terbentuk  

image-gnews
Pulau Eleuthera Island di kepulauan Bahamas terlihat cantik dengan lautnya yang berwarna biru turquoise. Foto ini diambil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station- ISS) pada tahun 2002. Huffingtonpost.com/NASA
Pulau Eleuthera Island di kepulauan Bahamas terlihat cantik dengan lautnya yang berwarna biru turquoise. Foto ini diambil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station- ISS) pada tahun 2002. Huffingtonpost.com/NASA
Iklan

TEMPO.CO, Massachusetts - Para ilmuwan dari berbagai negara masih mencari tahu asal usul air yang ada di bumi. Ilmuwan dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) di Woods Hole, Massachusetts, Amerika Serikat, Adam Sarafian, pun ikut mencari tahu dari mana dan kapan air bisa ada di Bumi. Ternyata, dari hasil penelitian Sarafian, air sudah ada sejak 4,6 miliar tahun lalu, jauh sebelum Bumi terbentuk.

Studi ini mendorong Sarafian kembali menelusuri asal usul air di Bumi yang kabarnya sudah ada sejak 135 juta tahun lalu, ketika semua dunia dan tata surya masih mencari bentuk. Para ilmuwan menduga Bumi awalnya adalah planet yang sangat kering. Beberapa ilmuwan menyebut air di Bumi berasal dari komet dan asteroid basah yang saling bertabrakan. (Baca: Air di Bumi Diduga dari Asteroid)

"Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa molekul air yang ada di sini berasal dari uap di luar angkasa yang tertiup angin. Dari situlah, ilmuwan berpendapat bahwa air datang sejak ratusan juta tahun lalu," ujar Adam, seperti dilaporkan National Geograpic, Jumat, 31 Oktober 2014.

Namun dugaan itu dianggap masih kurang kuat. Sarafian dan tim beralih menelaah meteorit yang diperkirakan telah terbentuk jauh sebelum tata surya ini tercipta. Pertama, ilmuwan meneliti meteorit chondrite karbon yang diklaim sebagai meteor tertua di jagat raya, sebelum planet pertama di tata surya ini terbentuk. (Baca: Benarkah Sumber Air di Bumi dan Mars Sama?)

Selanjutnya, peneliti memeriksa meteorit yang berasal dari asteorid besar bernama Vesta yang berusia sekitar 14 juta tahun setelah kelahiran tata surya. Vestya diketahui memiliki senyawa yang sama dengan meteorit chondrite karbon dan batu yang ada di Bumi. Ini berarti, mateorit chondrite karbon adalah sumber air yang paling mungkin untuk Bumi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Vesta adalah meteorid primitif yang menyerupai komposisi tata surya. Mereka cukup banyak mengandung air di dalamnya yang diyakini sebagai asal air di Bumi," ujar Sarafian.

Vesta diyakini sebagai satu-satunya sumber air yang ada di tata surya dan sudah ada sejak 4,6 miliar tahun lalu, jauh lebih awal dari perkiraan yang sudah ada. Namun peneliti lain percaya bahwa air sudah ada di Bumi sejak diciptakan.


RINDU P. HESTYA | NATIONAL GEOGRAPHIC

Berita Lain:
Xiaomi Jadi Produsen Smartphone Terbesar Ketiga 
10 Proyek NASA yang Gagal 
Jonas Salk, Penemu Vaksin Polio Pertama di Dunia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia