TEMPO.CO, New York - Gelombang gravitasi, riak yang tak terlihat di struktur ruang dan waktu, mungkin terdeteksi dengan mencari cahaya dari bintang. Riak misterius ini pertama kali dipaparkan oleh Albert Einstein sebagai bagian dari teori relativitas umum. Ukuran gelombang tergantung pada massa benda yang menciptakan mereka, tulis Einstein kala itu.
"Gelombang gravitasi memancarkan gerak sebuah massa yang cepat dan besar," kata pakar astrofisika dari American Museum of Natural History, Barry McKernan, yang juga memimpin penelitian. Gelombang tersebut, dia menambahkan, seperti sistem yang memiliki lubang hitam di dalamnya.
Para ilmuwan memang masih belum bisa melihat secara langsung gelombang gravitasi tersebut. Meski begitu, para peneliti terus berusaha mendeteksi dengan melibatkan sinar laser di bumi dan di ruang angkasa.
Seperti dikutip Livescience, Jumat, 31 Oktober 2014, temuan McKernan dan timnya mengungkap gelombang gravitasi bisa memiliki efek yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya terhadap benda di sekitarnya. "Bintang dapat bergetar pada frekuensi yang sama dengan gelombang," ujar dia.
McKernan, bersama Saavik Ford, Bence Kocsis, dan Zoltan Haiman secara rinci memaparkan temuan mereka pada jurnal online dari Royal Astronomical Society Letters, bulan lalu. (Baca: Alam Semesta Ada Sembilan Dimensi)
McKernan menganalogikan gelombang dengan suara dari piano, sementara bintang-bintang tersebut sebagai biola string yang bergetar jika didekatkan dengan piano. Frekuensi suara biola dan piano, kata dia, akan sama. "Sebab string beresonansi dengan suara."
Lantas, McKernan melanjutkan, bintang akan terlihat lebih bercahaya jika dipompa dengan sejumlah besar energi dari gelombang gravitasi.
Tantangan selanjutnya yaitu menentukan bintang mana saja yang mendapatkan getaran gelombang. "Atau malah bintang mendapatkan energi dari sumber lain," McKernan mengatakan. Itu sebabnya, ia dan timnya melihat bercak riak gravitasi pada kelompok bintang besar. (Baca juga: Astronom Ungkap Planet Asing di Konstelasi Lupus)
McKernan beralasan, tindakan tersebut didasari kegiatan pengelompokan energi akan terlihat pada massa dengan jumlah yang masif. Metode ini memungkinkan untuk melihat gelombang gravitasi yang lebih besar.
Penelitian ini juga mengungkapkan cara yang berbeda untuk mendeteksi gelombang gravitasi. Jika sebelumnya para ilmuwan mengembangkan kerja detektor gelombang yang ada di bumi atau di ruang angkasa. Cara ini, menurut McKernan, mungkin akan mengalami penurutan intensitas deteksi. "Metode ini harus mendapatkan posisi frekuensi yang tepat," kata dia.
AMRI MAHBUB
Berita Terpopuler:
Foto Porno Ini Bikin Penghina Jokowi Ditangkap
Dropout SMA, Ini Catatan Akademik Menteri Susi
Cerita Susi Ngotot Pakai Helikopter ke Seminar