Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Deteksi Gelombang Gravitasi

image-gnews
Foto gelombang gravitasi yang diambil dari atas orbit bumi oleh astronot di Stasiun Antariksa Internasional. Dailymail.co.uk
Foto gelombang gravitasi yang diambil dari atas orbit bumi oleh astronot di Stasiun Antariksa Internasional. Dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, New York - Gelombang gravitasi, riak yang tak terlihat di struktur ruang dan waktu, mungkin terdeteksi dengan mencari cahaya dari bintang. Riak misterius ini pertama kali dipaparkan oleh Albert Einstein sebagai bagian dari teori relativitas umum. Ukuran gelombang tergantung pada massa benda yang menciptakan mereka, tulis Einstein kala itu.

"Gelombang gravitasi memancarkan gerak sebuah massa yang cepat dan besar," kata pakar astrofisika dari American Museum of Natural History, Barry McKernan, yang juga memimpin penelitian. Gelombang tersebut, dia menambahkan, seperti sistem yang memiliki lubang hitam di dalamnya.

Para ilmuwan memang masih belum bisa melihat secara langsung gelombang gravitasi tersebut. Meski begitu, para peneliti terus berusaha mendeteksi dengan melibatkan sinar laser di bumi dan di ruang angkasa.

Seperti dikutip Livescience, Jumat, 31 Oktober 2014, temuan McKernan dan timnya mengungkap gelombang gravitasi bisa memiliki efek yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya terhadap benda di sekitarnya. "Bintang dapat bergetar pada frekuensi yang sama dengan gelombang," ujar dia.

McKernan, bersama Saavik Ford, Bence Kocsis, dan Zoltan Haiman secara rinci memaparkan temuan mereka pada jurnal online dari Royal Astronomical Society Letters, bulan lalu. (Baca: Alam Semesta Ada Sembilan Dimensi)

McKernan menganalogikan gelombang dengan suara dari piano, sementara bintang-bintang tersebut sebagai biola string yang bergetar jika didekatkan dengan piano. Frekuensi suara biola dan piano, kata dia, akan sama. "Sebab string beresonansi dengan suara."

Lantas, McKernan melanjutkan, bintang akan terlihat lebih bercahaya jika dipompa dengan sejumlah besar energi dari gelombang gravitasi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tantangan selanjutnya yaitu menentukan bintang mana saja yang mendapatkan getaran gelombang. "Atau malah bintang mendapatkan energi dari sumber lain," McKernan mengatakan. Itu sebabnya, ia dan timnya melihat bercak riak gravitasi pada kelompok bintang besar. (Baca juga: Astronom Ungkap Planet Asing di Konstelasi Lupus)

McKernan beralasan, tindakan tersebut didasari kegiatan pengelompokan energi akan terlihat pada massa dengan jumlah yang masif. Metode ini memungkinkan untuk melihat gelombang gravitasi yang lebih besar.

Penelitian ini juga mengungkapkan cara yang berbeda untuk mendeteksi gelombang gravitasi. Jika sebelumnya para ilmuwan mengembangkan kerja detektor gelombang yang ada di bumi atau di ruang angkasa. Cara ini, menurut McKernan, mungkin akan mengalami penurutan intensitas deteksi. "Metode ini harus mendapatkan posisi frekuensi yang tepat," kata dia.

AMRI MAHBUB

Berita Terpopuler:
Foto Porno Ini Bikin Penghina Jokowi Ditangkap 
Dropout SMA, Ini Catatan Akademik Menteri Susi
Cerita Susi Ngotot Pakai Helikopter ke Seminar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

34 hari lalu

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Ilustrasi luar angkasa
Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.


Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Kapal Ulang-alik Atlantis meluncur ke luar angkasa untuk terakhir kalinya pada 8-7, 2011. Atlantis, salah satu pesawat ulang-alik milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. REUTERS/Bill Ingalls/NASA/Handout
Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.


AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko


BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2022 memberikan penghargaan Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture kepada Dr. Orbita Roswitiarti M.Sc yang memiliki rekam jejak di bidang penerbangan dan antariksa serta memberikan banyak manfaat yang berarti. (BRIN)
BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.


Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Messier 15 (NASA, ESA)
Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.