Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cryostat, Wadah untuk Materi Terdingin

image-gnews
Gedung-gedung tinggi terlihat dari balik air yang mebeku menjadi es di Chicago, Illinois, (9/1).  Musim dingin ekstrem di sebagian wilayah Amerika Serikat telah menewaskan 21 orang.  REUTERS/Jim Young
Gedung-gedung tinggi terlihat dari balik air yang mebeku menjadi es di Chicago, Illinois, (9/1). Musim dingin ekstrem di sebagian wilayah Amerika Serikat telah menewaskan 21 orang. REUTERS/Jim Young
Iklan

TEMPO.CO, Roma - Sebuah potongan tembaga menjadi sebuah benda terdingin di dunia. Benda berukuran 3,2 meter ini memiliki suhu mencapai 6 mili Kelvin atau enam perseribu derajat Celsius. Kondisi ini menjadikannya benda yang pertama kali mencapai nol mutlak atau 0 Kelvin.

Para peneliti meletakkan tembaga seberat 400 kilogram ini di dalam wadah yang disebut cryostat. Tempat ini dirancang khusus untuk menjaga benda-benda yang sangat dingin. (Baca juga: Dokter Dunia Bahas Kanker di Guangzhou)

"Kesulitan proyek ini adalah tantangan membuat wadahnya," ujar Carlo Bucci, peneliti dari Istituto Nazioale di Fisica Nucelare (INFN), Roma, Italia, seperti dikutip Livescience, Jumat, 31 Oktober 2014. Bersama timnya, Bucci menghabiskan 10 tahun untuk merancang kotak tersebut.

Merancang cryostat untuk suhu ekstrem hanya langkah pertama dalam percobaan baru. Eksperimen tersebut bertujuan menciptakan wadah yang dapat mendeteksi partikel. Model pertama ini disebut Cryogenic Underground Observatory for Rare Events (CUORE) dan dibangun di laboratorium bawah tanah INFN Gran Sasso.

Bucci dan tim berharap detektor ini akan mendeteksi lebih banyak partikel subatomik yang dikenal dengan neutrino. Tujuan lebih luas untuk menjawab pertanyaan kenapa ada begitu banyak materi dan antimateri di alam semesta. (Baca: Deteksi Cahaya Kosmik Lewat Ponsel Pintar)

Antimateri terbuat dari partikel dengan muatan yang berlawanan dari materi biasa. Hanya, setelah Big Bang menciptakan alam semesta sekitar 13,7 miliar tahun lalu, materi dan antimateri diperkirakan telah ada dalam jumlah yang sama. Saat kedua zat ini bertabrakan, mereka saling memusnahkan satu sama lain. Materi menang dan menciptakan alam semesta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan adanya detektor ini diharapkan juga dapat mengamati fenomena langka yang disebut neutrinoless double-beta decay. Proses ini terjadi ketika antimateri (antineutrino) membusuk menjadi materi (neutrino). Para peneliti ingin membuktikan bahwa materi merupakan pertikel majorana, yang artinya mereka bertindak sebagai antimateri mereka sendiri. Eksperimen ini, kata Bucci, juga bisa mengungkapkan massa yang tepat dari neutrino, hitungan yang telah dilakukan fisikawan selama bertahun-tahun.

Sayangnya, suhu harus mencapai sekitar 10 mili Kelvin untuk dapat mengamati peristiwa langka tersebut. Untuk itulah CUORE diciptakan. Sekarang bagian dalam cryostat akan dilapisi dengan ratusan kristal yang dapat mendeteksi materi dengan cara mengangkat radiasi dan suhu pengubahan.

Cryostat didinginkan menggunakan teknik pendinginan high-power dilution refrigerator. Dinamakan demikian karena pendinginan menggunakan proses kimia dengan kandungan gas nitrogen dan helium. Bucci mengatakan, tim tak bisa menggunakan bahan cair karena menimbulkan guncangan selama percobaan. "Harganya juga mahal," ujarnya. Bucci dan tim berharap sudah mulai percobaan pada tahun depan.

AMRI MAHBUB

Berita Terpopuler:
Foto Porno Ini Bikin Penghina Jokowi Ditangkap 
Cerita Susi Ngotot Pakai Helikopter ke Seminar

Andi Widjajanto Ditunjuk Jadi Sekretaris Kabinet

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

33 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

33 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

33 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.


Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023). FOTO: YLBHI
Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.


BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

Kepala BRIN Laksono Tri Handoko berbicara soal prioritas riset di lembaganya sepanjang tahun 2023, salah satunya bidang pangan dengan total 218 judul riset. (Tempo/Annisa Febiola)
BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.


Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Penulis buku Gadis Kretek, Ratih Kumala memegang buku saat hadir dalam diskusi  Biennale Jatim di Rumah Budaya, Sidoarjo, pada Sabtu 16 Desember 2023. TEMPO/ Yolanda Agne
Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.


BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

11 Desember 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat menyampaikan kata sambutan di kegiatan Kick Off Peran Valuator Kekayaan Intelektual dalam Pemanfaatan Hasil Riset dan Inovasi di Jakarta, Senin, 11 Desember 2023. (Tempo/Alif Ilham Fajriadi)
BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

Hingga kini belum ada regulasi yang jelas mengatur terkait penggunaan AI tersebut.