TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Rully Akbar, mengatakan berdasarkan survei yang dilakukannya, mayoritas publik menyatakan penyusunan kabinet Presiden Joko Widodo terlalu berkompromi dengan partai pendukung. (Baca: LSI: Ada Tiga Ujian Pertama untuk Kabinet Jokowi.)
Pernyataan itu diungkapkan oleh 52,86 persen responden. Hal itu mengakibatkan banyaknya menteri yang berasal dari partai politik dan tidak sesuai dengan bidang keahliannya. Hanya terdapat 29,56 persen yang menyatakan Presiden Jokowi sudah tepat memilih menteri dari partai politik yang sesuai dengan bidang keahliannya.
Karena itu, kata Rully, sebagian besar responden berharap Jokowi tegas terhadap kinerja para menterinya. "Publik berharap Jokowi segera melakukan reshuffle kabinet jika dalam enam bulan para menteri tidak memberi prestasi," kata Rully, Kamis, 30 Oktober 2014, di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta. (Baca: Program 100 Hari Menteri Susi, Apa Saja?)
Sebanyak 58,68 persen responden yang berharap terjadi pergantian menteri. Hanya 23,35 persen yang menyatakan Jokowi tidak perlu melakukan reshuffle. Masyarakat menilai Jokowi banyak mengangkat menteri yang tidak dikenal ahli di bidangnya. "Selain itu, ada menteri yang sudah mendapatkan peringatan KPK namun masih tetap diakomodasi Jokowi karena dekat dengan lingkaran Megawati," kata Rully.
MITRA TARIGAN
Berita Terpopuler
Foto Porno Ini Bikin Penghina Jokowi Ditangkap
Dropout SMA, Ini Catatan Akademik Menteri Susi
Cerita Susi Ngotot Pakai Helikopter ke Seminar