TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan meski terjadi peningkatan kasus penyebaran Ebola di Liberia -negara dengan wabah ebola terparah, angka kematian karena penyakit ini turun.
Juru bicara WHO, Bruce Aylawrd mengatakan, penyebab turunnya angka kematian karena ebola karena respon pemerintah cukup cepat menghadapi wabah ini. Namun, Aylawrd menegaskan krisis ebola belum berakhir.
Laporan terbaru tentang ebola di Liberia menunjukkan terdapat peningkatan kasus ebola dari 4.655 menjadi 6.535 kasus. Namun angka kematian menurun dari 2.705 menjadi 2.413 selama bulan Oktober.
Palang Merah Liberia mengidentifikasi 117 korban meninggal karena ebola pada bulan Oktober. Angka ini turun dari korban ebola di bulan September yang mencapai 315. Salah satu indikasinya, tempat tidur di pusat perawatan terlihat lenggang.
Dilansir dari BBC pada Rabu, 29 Oktober 2014, pembaruan data ebola pada Sabtu tanggal 24 Oktober 2014 menunjukkan peningkatan kasus menjadi 13.307 sejak menembus angka 10 ribu untuk pertama kalinya. Peningkatan ini masih mengikutsertakan data yang lama sehingga terkesan banyak dengan total kematian mencapai 4.922 orang.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengucapkan selamat atas menurunnya angka kematian ebola di Liberia, namun menekankan bahwa perjalanan memusnahkan ebola belum usai. Obama mengatakan bahwa penanganan penyakit tersebut harus di pusat persebarannya, Afrika Barat. Amerika Serikat juga menyambut upaya negara seluruh dunia dalam bantuan internasional menghadapi ebola.
INTAN MAHARANI | BBC
Topik terhangat:
Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Kabinet Jokowi | Pengganti Ahok
Berita terpopuler lainnya:
@TrioMacan2000 Pernah Memeras Bos Minyak
Ahok: Soal Sampah, Orang Jakarta Tak Beriman
Kata Fahri Hamzah Soal Kenaikan Harga BBM