TEMPO.CO, Bandar Lampung - Ratusan warga di Jalan Onta, Gg Babeh, Kelurahan Sukamenanti, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, menunggu kedatangan jenazah Mayang Prasetyo alias Febri Ardiansyah, Sabtu, 1 November 2014. Mereka sudah berada di sekitar kediaman keluarga besar Mayang sejak pukul 07.30 WIB.
"Informasi yang kami terima, jenazah tiba di rumah sekitar pukul 08,30 WIB," kata Efendi, 54 tahun, tetangga keluarga Mayang, Sabtu.
Mayang tewas dibunuh oleh kekasihnya, Marcus Peter Volke, 28 tahun, di Australia. Jasad Mayang ditemukan polisi pada 4 Oktober lalu. (Baca: WNI Jadi Korban Mutilasi Pacarnya di Australia)
Saat ini jasad Mayang Prasetyo masih tertahan di kargo Bandara Radin Inten, Lampung Selatan. Jenazah belum bisa keluar dari Bandara karena masih menunggu kelengkapan dokumen dari Kementerian Luar Negeri. "Rencananya, setelah tiba, akan langsung disalatkan di Masjid Taufiqurahman sebelum dimakamkan," ujarnya. (Baca: Mayang Sempat Mengajak Kekasihnya ke Lampung)
Sebagian warga mengaku ragu menyalatkan Mayang Prasetyo terkait dengan status jenis kelamin dan agama almarhum. Sebab, kata mereka, ada perbedaan tata cara menyalatkan jenazah laki-laki dengan wanita. "Itu membingungkan. Tentu nanti sesuai dengan permintaan keluarga," tutur Suryanto, 39 tahun, tetangga lainnya.
Selain jenis kelamin, kabar bahwa Mayang yang sudah berganti agama juga membuat keraguan tersendiri. Warga mengetahui kabar bahwa Mayang menikah dengan Marcus Peter Vokel di sebuah gereja di Norwegia. "Febri masih muslim. Dia tidak pernah berganti agama," kata Nining Sukarni, ibu Mayang, memastikan beberapa waktu lalu.
Nining juga menuturkan anaknya akan disalatkan sebagai seorang lelaki. Dia masih meyakini anaknya adalah seorang lelaki meski telah berganti kelamin. "Saya masih meyakini Febri adalah laki-laki," ujarnya kepada Tempo saat ditemui di rumah kontrakannya beberapa waktu lalu.
NUROCHMAN ARRAZIE
Berita lain:
Haji Lulung: Urusan dengan Ahok Belum Selesai
Intervensi Hukum, Fadli Zon Dinilai Abuse of Power
Ahok: Banyak Pegawai Inspektorat DKI Memeras