TEMPO.CO, Mataram - Proses pencarian hilangnya pesawat latih milik Lombok Institute of Flight Technologi (LIFT) mengalami hambatan. Badan SAR Nasional masih harus menunggu peralatan sonar yang dilengkapi Remote Operating Underwater Vehichel (ROV) untuk mendeteksi keberadaan pesawat Liberty XL 2-PK LLC yang diduga tenggelam pada kedalaman sekitar 100 meter di perairan Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. (Baca sebelumnya: Pesawat Latih Dikabarkan Jatuh di Lombok)
Pengiriman peralatan sonar ROV yang memiliki kemampuan melihat situasi bawah laut hingga kedalaman 150 meter itu terkendala mahalnya ongkos. Sebab, semula biaya pengiriman dari Jakarta melalui kargo Lion Air sebesar Rp 15 juta. Peralatan tersebut diperkirakan akan tiba di Bandar Udara Internasional Lombok pada Sabtu sore ini, 1 November 2014, setelah dikirim melalui kargo Garuda Indonesia yang hanya mengutip ongkos Rp 2,5 juta.
Sejak Sabtu pagi, sebanyak 21 penyelam sudah dikerahkan ke perairan selatan timur Pulau Moyo. Para penyelam itu terdiri atas tiga orang dari TNI Angkatan Laut, tiga orang dari klub selam, delapan orang dari Basarnas, dan tujuh orang dari masyarakat.
Tetapi kemampuan menyelam mereka terbatas karena maksimal hanya sampai pada kedalaman 20 meter. "Mereka hanya dilengkapi oksigen. Tidak kuat lama. Setiap 30 menit gilirannya," kata Direktur Basarnas Marsekal Pertama Supriyadi kepada Tempo. (Baca juga: Pesawat Latih Diduga Jatuh ke Kedalaman 100 Meter)
Menurut Supriyadi, pencarian dilakukan sepanjang 6 kilometer selatan-timur perairan Moyo. Lokasi pencarian ini ditetapkan setelah ditemukan kaleng pemadam, lifevest, serta aluminium foil milik pesawat latih LIFT yang diawaki kapten pilot Boon dan seorang siswa penerbangan bernama Jati Wikanto.
Pesawat latih tersebut hilang kontak setelah pukul 11.25.30 waktu setempat pada Kamis lalu. Pesawat sedianya akan melakukan cross country dengan rute Bandar Udara Internasional Lombok menuju Sumbawa dan balik ke bandara lagi.
SUPRIYANTHO KHAFID
Terpopuler:
Menteri Kominfo Mulai Bidik Situs Penyebar Fitnah
MA Tolak Lantik Pimpinan DPR Tandingan
Haji Lulung: Urusan dengan Ahok Belum Selesai
Intervensi Hukum, Fadli Zon Dinilai Abuse of Power
Curhat Fadli Zon dan Hinaan Jilbab di Twitter