Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pejabat Kemenkes Satu Pesawat dengan Terduga Ebola

image-gnews
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RI Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), DTM&H, MARS, DTCE,. (Istimewa)
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RI Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), DTM&H, MARS, DTCE,. (Istimewa)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes)
Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, ternyata pernah satu pesawat dengan pasien yang diduga terpapar virus ebola. "Saya satu pesawat dengan saudara-saudara kita yang kembali dari Liberia hari Minggu lalu, termasuk yang di Madiun," kata Tjandra melalui keterangan tertulis, Sabtu, 1 November 2014. (Baca: Suspect Ebola Madiun Bekerja 8 Bulan di Liberia).

Tjandra yang baru pulang dsri pertemuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa Swiss bareng dengan 29 orang Indonesia yang kembali dari Liberia di Bandara Soekano-Hatta pada Ahad, 26 Oktober 2014. Mereka kemungkinan transit di Abu Dhabi sebelum kemudian meneruskan perjalanan ke Jakarta. Namun, kata Tjandra, selama di pesawat tidak ada satu pun penumpang yang sakit. "Dan tidak ada yang memerlukan bantuan dokter."

Tiba di Bandara Soekarno-Hatta, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) memeriksa seluruh orang Indonesia yang datang dari Liberia‎. Menurut Tjandra, saat itu tidak ada seorang pun yang sakit. Mereka hanya diberitkan penyuluhan untuk waspada dalam 21 hari ke depan.

Namun ceritanya lantas berubah. Ternyata, kata Tjandra, sesudah ‎beberapa hari salah satu dari mereka yang tinggal di Madiun mengeluh terkena demam. Meski belum tentu Ebola, Tjandra meminta pasien yang terkena demam dirawat di ruangan isolasi. Sampelnya dikirim ke Laboratorium Balitbangkes untuk mengetahui, apakah ada paparan virus ebola atau tidak. "Hasilnya akan keluar paling lambat 48 jam sesudah sampel diterima di lab kami," kata Tjandra. (Baca: Pulang dari Liberia, Warga Madiun Suspect Ebola).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain pasien di Madiun, Tjandra juga mengaku menerima laporan serupa di Kediri. Menurut dia, pasien yang juga baru pulang dari Liberia‎ ini menderita demam dan dirawat di rumah sakit setempat. "Sampel-nya juga sedang dalam pengiriman ke Lab Balitbangkes Kemenkes RI di Jakarta."

FERY FIRMANSYAH

Berita Terpopuler
Haji Lulung: Urusan dengan Ahok Belum Selesai
Intervensi Hukum, Fadli Zon Dinilai Abuse of Power 
Curhat Fadli Zon dan Hinaan Jilbab di Twitter

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

1 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

2 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

4 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan


Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

4 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

Pakar kesehatan mengingatkan masyarakat untuk tak buka puasa dengan merokok. Apa saja efek buruknya?


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

21 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

58 hari lalu

Pasien penderita kusta di Rumah Sakit Anandaban Leprosy Mission di Lele, Nepal, 24 Januari 2015. (Omar Havana/Getty Images)
Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.


174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

Warga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis menuju Rafah, akibat operasi darat Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas di selatan Jalur Gaza, 25 Januari 2024. Setidaknya 50 warga Palestina tewas di Khan Younis dalam 24 jam terakhir. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut


Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

16 Januari 2024

Ilustrasi Pameran Alat Kesehatan/Istimewa
Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

Pastikan produk-produk terkait kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang dibeli memiliki izin edar agar terjamin aman, bermutu, bermanfaat.


PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

15 Januari 2024

Ilustrasi garam. Shutterstock
PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

Kelebihan garam bisa memicu berbagai masalah kesehatan, hingga merambat kepada penyakit ginjal kronis.


Setahun setelah Legalisasi, Thailand Berencana Larang Penggunaan Ganja untuk Rekreasi

11 Januari 2024

Ilustrasi ganja.  REUTERS/Blair Gable
Setahun setelah Legalisasi, Thailand Berencana Larang Penggunaan Ganja untuk Rekreasi

Thailand sedang menampung opini publik untuk RUU terbaru yang akan melarang penggunaan ganja rekreasional.