TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Fraksi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menilai pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat tandingan tidak perlu. "Hati boleh panas, tapi kepala harus tetap dingin," kata juru bicara Partai Demokrat itu kepada Tempo, Sabtu, 1 November 2014. (Baca: Koalisi Prabowo Tantang Kubu Jokowi Gugat UU MD3)
Ia berharap Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat menanggapi suasana di Dewan Perwakilan Rakyat saat ini dengan tenang. Menurut dia, masing-masing pihak tidak perlu berusaha saling mengalahkan.
"Harus sama-sama menjaga nama baik DPR karena bagaimana pun juga DPR adalah lembaga negara," ucapnya.
Ruhut mengatakan DPR tandingan tidak diperlukan karena selama ini belum pernah ada parlemen semacam itu. Secara informal, Partai Demokrat sudah menemui tokoh-tokoh yang berada dalam rencana pembentukan DPR tandingan. Ia menyebutkan lebih baik mencari jalan tengah daripada harus membentuk suatu lembaga tandingan.
"Banyak jalan. Salah satunya, bisa dimasukkan ke komisi," kata Ruhut. Yang terpenting, ia melanjutkan, DPR bisa segera bekerja.
Koalisi Jokowi berencana membuat DPR tandingan sebagai lawan Koalisi Prabowo, yang kini menguasai parlemen. Sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddiqie berharap masyarakat tidak menganggap wacana pembentukan DPR tandingan sebagai ide serius. "Itu ekspresi kemarahan sesaat," kata Jimly di kantornya, Kamis, 30 Oktober 2014.
Jimly menganggap tidak mungkin ada dua lembaga Dewan dalam sebuah negara. "Ya, hanya satu yang sah," kata Jimly. Apalagi agenda kenegaraan resmi untuk melantik pimpinan DPR oleh Mahkamah Agung telah dilakukan.
MARIA YUNIAR
Terpopuler:
Haji Lulung: Urusan dengan Ahok Belum Selesai
Curhat Fadli Zon dan Hinaan Jilbab di Twitter
Konflik PPP, Haji Lulung: Romi Itu Bodoh
Begini Pesan Jokowi pada Penghinanya