TEMPO.CO, Belopa - Pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada akhir 2014. Menyikapi informasi ini, warga di Belopa, Kabupaten Luwu, mulai melakukan penimbunan. Di beberapa sentra pengisian bahan bakar umum, Sulawesi Selatan, Senin, 3 November, banyak konsumen yang datang membeli Premium menggunakan jeriken. (Baca: BBM Naik Rp 3.000, Tarif Angkutan Naik 42 persen)
Muharram, warga Desa Bone Lemo, Kecamatan Bajo, mengaku membeli Premium menggunakan jeriken untuk disimpan, dan selebihnya akan dijual. "Saya selalu membeli pakai jeriken apalagi menjelang kenaikan harga BBM," kata Muharram. (Baca: Harga BBM Naik, Inflasi Bakal Tembus 9 Persen)
Alasan Muharram, rumahnya berada jauh dari SPBU sehingga terpaksa membeli BBM bersubsidi menggunakan jeriken. "Dalam sehari saya beli sampai 50 liter, selain untuk keperluan kendaraan, juga digunakan untuk mesin genset, selebihnya kami jual per liter," ungkapnya.
Muharram mengatakan dia bebas membeli Premium memakai jeriken karena tidak ada polisi. "Dulu memang ada polisi berjaga-jaga, tapi sekarang tidak ada lagi," tuturnya.
Salah seorang operator SPBU mengatakan mereka mulai melayani pembelian Premium dan solar menggunakan jeriken sejak sepekan terakhir. Dia mengatakan tak ada larangan, meski ada larangan pembelian BBM bersubsidi memakai jeriken.
Kepala Kepolisian Resor Luwu Ajun Komisaris Besar Alan Gerrit Abast mengatakan jajarannya telah melakukan penyelidikan terhadap pihak yang berpeluang melakukan penimbunan. "Saya sudah perintahkan reserse dan intelijen untuk melakukan monitoring dan pengawasan," kata Alan.
Sementara di Palopo, sejumlah SPBU sudah mulai kosong. Pengendara yang ingin mengisi bahan bakar kendaraannya terpaksa membeli Premium botolan, meski harganya mencapai Rp 8 ribu.
HASWADI