TEMPO.CO, Jakarta - Bursa calon Jaksa Agung diramaikan kandidat dari internal, seperti M. Yusuf yang saat ini menjabat Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, serta Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Widyo Pramono. Ada juga calon dari eksternal, yakni politikus Partai NasDem, Prasetyo.
"Kalau nanti saya terpilih, akan ada banyak perbaikan. Mulai rekrutmen, pembinaan, sumber daya manusia, dan teknologi informasi," katanya kepada Tempo, Ahad, 1 November 2014. Sedangkan Widyo cuma berkata singkat, "Alhamdulillah. Dan siap grak."
Prasetyo tak sepenuhnya politikus. Sebelum menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Prasetyo juga seorang jaksa. Ia pernah menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Pidana Umum tahun 2005-2006 serta pernah menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan.
Selama menjadi jaksa, tak ada rekam jejak yang menonjol dari pria yang diusung oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh itu. Hal ini membuat kompetensi Prasetyo diragukan oleh lembaga-lembaga antikorupsi, seperti Indonesia Corruption Watch.
Mantan Direktur Penyidikan Khusus Kejaksaan Agung Chairul Imam pun tak mendukung pencalonannya sebagai Jaksa Agung. Ia khawatir status Prasetyo sebagai politikus membuat posisi Jaksa Agung menjadi rawan intervensi. "Dia bisa saja mengklaim tidak akan mudah diintervensi, namun pada prakteknya itu pasti susah," ujar Chairul. Hingga saat ini belum ada tanggapan dari Prasetyo terkait dengan pencalonannya.
ISTMAN M.P.
Terpopuler:
Raden Nuh Ditangkap, Polisi Sita Empat Ponsel
@TrioMacan2000 Mengaku Tahu Korupsi Ahok
Raden Nuh Ditangkap, Asatunews Tak Update Berita
Raden Nuh Ditangkap, Kantor Asatunews.com Sepi
Kata ICW Soal Calon Jaksa Agung Widyo Pramono